Facebook

Saturday, December 30, 2017

Mencintaimu Karena Alloh, Is it True??



Saat kita sedang senang, bahagia, berbunga2 dengan pasangan. Seakan2 dunia penuh cinta. Maka tak jarang saat itu banyak yang memposting suasana kebahagiaan itu. Tak ada yang salah memang. Namun ada yang menggelitik saat melihat postingan foto dengan tulisan : MENCINTAIMU KARENA ALLOH. 

Ya, betul. Hal itu menjadi suatu pertanyaan yang menjadi perlu jawaban, perlu penjabaran, dan perlu pemahaman. Bagaimana 'mencintai karena Alloh' itu sebenarnya. Bagaimana prilaku nilai tersebut secara nyata. 

Jika kita bahagia, atau lebih tepatnya dibahagiakan oleh pasangan. Dengan tercukupinya nafkah, materi dan kesetiaan yang sempurna. Serta pasangan selalu memberikan kejutan2 bahagia. Memanjakan dengan terpenuhinya segala keinginan. Dan selalu membisikkan kata2 manis. Yang seringkali kesemuanya itu dibalut perjalanan romantis keseluruh penjuru dunia. Tentu saja, sebagai pasangan akan merasa tersanjung. Semakin cinta dan bahagia. Seakan tak ingin waktu bersamanya berlalu. 

Yang menjadi titik tanya adalah, apakah dengan kondisi bahagia diatas, seseorang menjadi bisa objektif menilai. Bahwa ia mencintai pasangannya karena Alloh. Atau, jangan2 sebenarnya ia mencintai pasangannya karena segala sesuatu yang berlimpah, yang saat itu diberikan? Dengan kata lain, karena kehidupan yang saat itu penuh kesempurnaan dunia? Entahlah. Semua akhirnya akan menjadi bias. 

Lalu, bagaimana prilaku 'mencintai karena Alloh' itu sesungguhnya?

Bayangkanlah. Bagaimana jika pasangan yang sempurna tersebut, tiba-tiba tak bisa lagi memberikan semua kesempurnaan itu? Alloh Maha Kuasa. Alloh Maha Berkehendak. Jika Alloh ingin menguji kekuatan cinta hamba kepada-Nya, maka bisa saja dibaliklah segala kesempurnaan itu. Dengan segala kehidupan yang sempit di dunia. 

Ya. Saat pasangan tak lagi sanggup menjalankan kewajiban. Jatuh terpuruk, tak sanggup menafkahi. Apalagi untuk memenuhi segala keinginan. Bahkan ia justru mulai melakukan kezaliman. Menyakiti lahir batin secara terus menerus. Namun saat itu tak ada pilihan selain tetap bertahan. Demi alasan apapun yang menjadi pilihan. 

Maka, bisakah kita kemudian memaafkan. Bisakah kita kemudian tetap bertahan. Bisakah kita kemudian tetap mendampingi. Atau bahkan bisakah kita kemudian justru mensupportnya, mendukungnya. Mungkin dengan sebuah tujuan dan harapan, bahwa pasangan akan kembali kejalan yang benar. Selalu berharap agar itu masih bisa. 

Bisakah saat itu kita menjadi ikhlas. Menjalankan kewajiban untuk tetap memberikan haknya. Setelah semua hal kezaliman yang telah bahkan masih terus dilakukannya? 
Bisakah? Sanggupkah? 

Saat itu hati dan pikiran kita dituntut untuk selalu positif. Selalu ikhlas walaupun itu tak mudah. Tetap menjalankan tanggung jawab  walaupun itu bisa jadi menyakitkan. Tetap sabar walaupun tahu, bahwa itu tak mungkin sempurna. 

Dan, semua hal ini kita tetap lakukan. Semata2 untuk mendapatkan ridho Alloh. Menjadikan ujian dan kezaliman yang tak henti2 itu, sebagai ladang ibadah kepada Alloh. Menjadikan semua kesakitan itu, sebagai sumber ridho Alloh menuju surgaNya. 
Bisakah? Sanggupkah? 

Karena bisa jadi sebaliknya. Saat seorang hamba benar-benar mencintai karena Alloh. Hal itu justru tak sanggup terucap dari bibirnya. Tak sanggup ia mengeluarkan kata itu dari mulutnya. Apalagi terpikir untuk memperlihatkan rasa itu, di media yang semua orang menjadi tahu. 

Dan pada kenyataannya, bisa jadi saat benar-benar mencintai karena Alloh, segala rasa itu hanya menjadi himpitan dalam dadanya. Yang terus menerus sesakkan dada, hingga tak sadar airmatanya akan mengalir. Tanda kepasrahan kepadaNya. 

So, kembali lagi. Saat rasa 'mencintai karena Alloh' itu terucap, terpampang nyata dan bahkan tergembar gembor. Maka pertanyaannya, apakah benar-benar rasa itu karena Alloh. Ataukah hanya karena kebahagiaan dunia sesaat, yang sedang membuncah semata?

Maka bagaimana perilaku nilai 'mencintai karena Alloh' itu sesungguhnya. Sejatinya semua itu kembali kepada keyakinan masing2 diri manusia. Ya. Semua jawaban ada di tiap hati seorang hamba. 

Sesungguhnya Alloh akan tahu, jawaban sebenar2nya setiap nurani manusia. Karena sungguh, Alloh Maha Mengetahui atas segala sesuatu. 

Salam Jumat penuh berkah. 
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memberikan kita kekuatan. Untuk istiqomah dalam menjaga setiap niat kebaikan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam. 
Wassalamualaikum,

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

Monday, December 18, 2017

ENTREPRENEUR ATAU KOMEDIAN??



Banyak orang yang (ngakunya) pengusaha, atau istilah kerennya 'entrepreneur'. Yang punya kelakuan lucu2 (termasuk saya, bisa jadi 😂😂).

Coba aja, gimana nggak lucu... 

Mau tambah maju, tapi males tambah langkah. 
Mau nambah omset, tapi males nambah mikir dan ngerjain strategi. 
Mau nambah keuntungan, tapi males nambah mikir dan ngerjain keuangan. 
Mau nambah pinter dan 'expert' di usaha, tapi males nambah mikir dan ngerjain A to Z stepnya. 
Mau punya bisnis sendiri, tapi males mikir dan yang ngerjain semua adalah orang lain. 
Mau sukses seperti orang yang sudah sukses, tapi males ngalamin jatuh bangun serta kerja kerasnya (kalo perlu bilang: amit2 deh 😂).

Lanjut lucunya.... 
Mau jadi orang yang bisa selalu memberi, tapi banyakan malah minta yang gratisan 😂. 
Mau dapat energi positif banyak, tapi males sebar energi positif yang banyak. 
Mau nambah rejeki, tapi males nambah kualitas ibadah. 

Well, intinya sih... 
Mau berubah dari hasil A menjadi hasil yang B. Tapi 'mager'. Alias males gerak, karena pada posisi nyaman.

Tetep 'keukeuh' pada value dan behavior yang A. Males, atau nggak mau ngerubah value dan behavior ke B.

Eta terangkanlah, kumaha ieeu' ?? 😂😂

Banyakan kita2 ini, maunya 'sim salabim'. Bisnis pengennya kaya main sulap. Cepet dan perfecto hasilnya. Tanpa banyak mikir dan usaha keras. Yess, Ciamik 😎👌. Kalo perlu, bisnis kaya ngerebus mie instan. Lima menit, hasilnya udah bisa dinikmati. Hmmm.... Yummiiii 😍😍. 

Gimana, prens? Lucu, kan?? 
Ya, itulah kenyataannya. Mungkin ada baiknya kita perlu berpikir ulang. Apakah kita ini mau jadi 'the real entrepreneur'. Yang memang harus mau nggak mau, suka nggak suka, 'emang kudu banyak mikir dan kerja. Ataukah kita mau jadi komedian aja. Yang mengerjakan sesuatu menjadi lucu dan hasilnya bisa membuat orang lain tertawa. 

So, sahabat. 
Di penghujung tahun ini. Marilah kita renungkan dan review kembali. Apa tujuan kita. Kemana kita hendak melangkah. Dan apa saja nilai2 hidup serta perilaku, yang 'wajib' diubah. Semua ini dilandasi niat, untuk mencapai tujuan/cita2, sesuai yang diharapkan. 

Islam pun telah mengajarkan bahwa jika kita mau mengubah nasib. Maka manusia itu sendirilah yang harus mengubahnya, bukan orang lain. 

".... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (QS: Ar Ra'd : 11)

Bismillaah. Tetap semangat berbisnis, sahabat. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan dan keberkahan, disetiap langkah kita menuju kebaikan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Salam penuh keberkahan. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach 
Http://coachreni.blogspot.co.id 

#BusinessPurpose 
#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#BerbisnisDenganHati 
#BusinessValue 
#BusinessCoaching 
#NiatYangKuatJurus1 
#BukuUndesperateHousewife

Friday, December 15, 2017

Peranmu, Kewajibanmu, Ibadahmu

"Kerjakan yang wajib, baru mengerjakan yang sunah. Jangan terbalik, mengerjakan yang sunah, tapi meninggalkan yang wajib".

Sahabat.... 
Fokus pada peran utama di dunia. Itu menjadi hal yang penting. Karena disitulah terdapat kewajiban utama kita, yang harus dilaksanakan. 

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...." (QS. At Tahrim :6). 

Ya, peran dan kewajiban utama kita adalah terhadap diri dan keluarga. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan keluarga. That's important things we should do first. 

Namun terkadang kita lupa, akan peran dan kewajiban utama ini. Justru kadang bertanggung jawab terhadap hal2 lain diluar tanggung jawab utama kita. 

Mengapa menunaikan kewajiban utama menjadi penting?  

Karena dalam kewajiban utama yang kita emban, sejatinya ber-irisan kuat dengan hak2 orang terdekat, yang wajib kita berikan. 

"Saat seorang hamba melalaikan kewajibannya, maka saat itu pula ia dalam kondisi melakukan perbuatan kezaliman". 

Menzalimi diri sendiri ataupun menzalimi orang lain. Menzalimi keluarga dan orang2 terdekatnya. Melakukan abai, terhadap hak orang2 yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga seringkali membuat mereka kecewa, sedih serta tersakiti. 

Padahal hampir seluruh manusia di dunia ini sadar dan tak memungkiri. Bahwa berbuat zalim adalah hal yang sangat dilarang oleh Tuhan, Alloh Subhanahu wa Ta'ala. 

Maka tunaikanlah kewajiban pada diri dan keluarga. Sebelum menunaikan kewajiban terhadap orang lain. Karena sesungguhnya, hal itulah yang akan menjadi prioritas pertanggungjawaban seorang manusia, kelak dihadapan-Nya. 

Sahabat... 
Tetaplah semangat untuk terus bertumbuh. Menjadi manusia yang selalu lebih baik. InsyaAlloh, tidak ada sesuatu yang sia2. Just keep doing good. 

Semoga Alloh selalu memberikan kemudahan dan kekuatan. Untuk selalu fokus pada peran dan tanggung jawab kita di dunia. Yang tak lain dan tak bukan, adalah merupakan bentuk ibadah seorang hamba kepada Tuhannya. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam. 

Selamat pagi, sahabat. 
Salam Jumat penuh berkah. 
Selamat beraktifitas. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#SelfReminder 
#PeranMuIbadahMu
#TabunganEnergiPositif 
#TebarKebajikanTuaiKebaikan 
#BlessingEcosystem 
#SharingSyariah

Thursday, December 14, 2017

Membaca Dengan Hati

Iqra... 
Bacalah.... 
Membaca dengan hati.... 

Mengapa Alloh menciptakan dua mata, dua telinga dan hanya satu mulut?

Karena Alloh ingin agar hambanya lebih banyak melihat (dengan hati), lebih banyak mendengar (dengan hati), dan lebih sedikit berbicara (berbicaralah yang baik atau diam).
 
Dan... 

Mengapa Alloh menciptakan leher yang hanya bisa berputar ke kanan dan kiri, dan tidak bisa berputar kebelakang?

Karena Alloh ingin agar hambanya selalu melihat lurus ke depan (berpikir masa depan), dan tak lagi fokus kebelakang (terus menerus berpikir masa lalu). 

Sahabat... 
Teruslah menebar manfaat. Bersyukur atas sekecil apapun nikmat yang telah kita dapat. Semoga kita dapat selalu belajar dari pengalaman. Dan dapat memetik hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Aamiin, InsyaAlloh. 

Keep spirit. Keep on your big dreams. And let's Move On ! 💪💪💪  
Bismillaah.... 

Quote of the day :
"The beautiful journey of today can only begin when we learn to let go of yesterday ~ Steve Maraboli". 

Selamat pagi sahabat, 
Selamat beraktifitas, 
Just keep doing good, 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#SelfReminder #MoveOn #ThinkBig 
#BigDreams #OutOfTheBox #BusinessPurpose #BusinessValue #BusinessCoaching #BisnisBerkahSesuaiSyariah #KonsepBersyukur
#BukuUndesperateHouseWife

DIRIMU, LISANMU DAN GORESAN TANGANMU



Tak melihat seberapa hebat jabatan seorang hamba...
Tak melihat seberapa tinggi jenjang pendidikan seorang hamba...
Tak melihat seberapa banyak kekayaan seorang hamba... 
Tak melihat seberapa cantik dan tampannya seorang hamba... 
Tak melihat seberapa terkenalnya seorang hamba... 
Tak melihat seberapa dalam ilmu agama seorang hamba.... 

Jika yang terucap darinya hanyalah cercaan... 
Jika lisannya hanya mampu melepas makian... 
Jika pikiran dan hatinya hanya dipenuhi amarah dan dendam....

Dan.... 
Ketika tak mampu lagi lisannya mengucap kata2 indah dan menyejukkan... 
Ketika tak mampu lagi mulutnya terbuka dengan suara penuh makna... 
Ketika tak mampu lagi nafsu amarahnya teredam iman dan logika... 

Maka sejatinya... 
Saat itu ia telah binasa, tak lagi berharga, dimata banyak manusia... 

Tak ada lagi yang memandangnya sebagai orang pandai dan terpelajar... 
Tak ada lagi yang memandangnya sebagai orang bijak dan ber-etika.... 
Tak ada lagi yang memandangnya sebagai seorang yang hebat, makmur dan kaya raya... 
Tak ada lagi yang memandangnya sebagai orang yang rupawan dan berwawasan... 
Dan tak ada lagi yang memandangnya sebagai orang yang patut dipandang.... 

Semua itu karena lisan, ucapan, pikiran, serta hatinya.Yang hanya diliputi rasa ego, amarah, dendam dan pembalasan semata... 

Sejatinya.. 
Lisan ini...
Dan juga goresan tangan ini... 
Adalah potret diri...
Adalah akhlak diri...
Adalah cermin diri... 
Yang sebenar2nya... 

Jangan jadikan kata2 serta goresan2 tangan ini. Menyakiti banyak saudara dan sahabat lainnya. Yang tak pernah 'menyerang'. Yang tak pernah menzolimi. Bahkan mungkin selama ini, mereka justru menghormati dan menghargai, dengan penuh ketulusan.

Sahabat... 
Sejatinya kita semua tahu. Bahwa sebagai hamba-Nya, wajib untuk kita menjaga mata hati, pikiran dan ucapan serta goresan tangan kita. Dari hal-hal buruk, yang membawa dampak kenistaan pada diri kita sendiri. 

Sungguh, Alloh itu Maha Indah, dan menyukai keindahan. Alloh itu Maha Lembut, dan menyukai kelembutan. Sampaikanlah nasihatmu, kegalauanmu, kekesalanmu. Dengan penuh keindahan dan kelembutan. Dengan sebuah karya yang indah dan penuh kesan. 

Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Alloh. Semoga kita semua mendapatkan pengampunan dari-Nya. Dan semoga kita dijaga oleh-Nya. Untuk selalu istiqomah, dalam menjaga keindahan lisan dan kelembutan hati. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam. 

Love you all, my friends. 
Just keep doing good. 
Doa terbaik untuk sahabatku semua. 

Happy Sunday. 
Wassalamualaikum. 

RKA 101217....


#SelfReminder
#BerkataDenganHati
#TabunganEnergiPositif 
#TebarKebajikanTuaiKebaikan 
#BlessingEcosystem
#KaidahEmas

Saturday, December 9, 2017

TRUST

Saat nasihat tak lagi ringan terucap, dalam setiap kata....
Pertanda tak lagi ada rasa percaya, dalam dada dan logika... 

IT'S ALL ABOUT 'TRUST' 

Hati2 dengan 'diam'. Karena diam, bisa memiliki beberapa arti. Diam, karena memang tak dapat berbicara. Diam, karena tak tahu harus bicara apa. Atau diam, karena malas berbicara.

Ya, diam karena malas berbicara, untuk alasan menghindari konflik. Hal terakhir inilah yang perlu diwaspadai. Baik dalam bisnis maupun dalam keluarga. 

Dimana, diamnya seseorang bukan karena ia tak tahu. Tapi diamnya seseorang seringkali karena tak lagi ada rasa percaya. "Percuma deh, ngomong. Gak bakal juga didenger". Atau... "Ngapainlah ngomong, ujung2nya juga bakal gak berubah". 

Kondisi demikian seringkali terjadi. Orang2 yang menjadi makmum/bawahannya, akan cenderung diam. Bukan karena 'segan' dan kagum dengan wibawa imam/pemimpinnya. Melainkan karena 'malas bicara', untuk menghindari konflik dengan sang pemimpin. 

Bagi anda yang saat ini diamanahkan untuk menjadi seorang pemimpin/leader/imam. Baik dalam bisnis maupun dalam keluarga. Maka hati2lah dengan diamnya mereka, yang berada dibawah tanggungjawabmu. 

Mulai introspeksi diri anda sebagai pemimpin. Jangan2 TRUST mereka telah hilang, pada diri anda. Tak ada lagi rasa percaya mereka kepada anda, sebagai pemimpinnya. 

Well, sahabat. Semua jawaban itu hanya andalah yang bisa menjawab. Jika anda mau dan mampu melihat dengan hati dan logika. 

Sesungguhnya, memang tak mudah menjadi seorang pemimpin. Karena setiap pemimpin mempunyai kewajiban dan tanggung jawab. 

Dan sebagai hamba yang beriman. Maka kita wajib yakin dan percaya. Bahwa kelak akan datang suatu masa. Yang mempertemukan manusia dengan Tuhannya.

Dan pada saat itu, setiap manusia akan berbicara untuk bertanggung jawab. Atas segala yang telah diamanahkan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, kepadanya.

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya...."
(Hadist Riwayat Bukhari).

 Wallahu'alam.

Happy weekend, sahabat. 
Tetap semangat berbisnis. 
Stay healthy and always be positive.
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#BerbisnisDenganHati
#BusinessCoaching 
#5DysfunctionOfTeam

Friday, December 8, 2017

Akad Kerjasama, Pusing apa Penting?


Dear sahabat. 
Kalau mendengar kata 'akad kerjasama', apa yang langsung terpikir dalam benak anda? Langsung pusing mikirinnya, atau buat anda, menjadi penting untuk diterapkan? 

Dari pengalaman menangani beberapa kasus bisnis. Baik pada start up maupun bisnis yang telah berjalan, mulai dari 5 sampai 20 tahun. Dan pengalaman pribadi, sebagai pelaku bisnis umkm selama belasan tahun. Ada satu hal menarik yang bisa kita petik sebagai pelajaran berharga. 

Hampir semua pebisnis yang melakukan business diagnostic. Terjadi konflik dengan investor. Konflik dengan saudara atau dengan sahabatnya sendiri. Atau terjadi hal2 yang tidak diinginkan lain. Kebanyakan disebabkan karena tidak jelasnya tujuan bisnis. Khususnya karena ketiadaan kejelasan akad, pada awal perjanjian bisnis. 

Sahabat, ada satu pertanyaan yang biasa kami tanyakan kepada mereka. "Anda mau bisnis yang anda miliki ini hanya bertahan 1 atau 2 tahun kedepan. Atau ingin bisnis ini untuk selamanya, bahkan bisa diwariskan?" 

Ya, pertanyaan ini menjadi penting. Karena banyak orang berpikir: "yang penting jalan dulu", "kagak usah banyak mikir yang penting action", "bisnis itu nggak usah ribed dan bikin pusing", dsb. 

Memang untuk bisnis yang hanya niat asal jalan dan asal bertahan beberapa tahun saja. Atau bisnis, "yang penting dapet duit!". Maka pikiran2 diatas menjadi sah2 saja anda miliki. Namun jika anda berpikir bisnis untuk jangka panjang, maka sejatinya berpikirlah juga untuk lebih panjang kedepan. 

Seorang pebisnis dituntut untuk memiliki pandangan visioner. Sebuah pandangan yang 'jauuuuuh' kedepan. Dan perlu untuk menjadikan jelas 'jalan' atau 'karpet merah' menuju tujuan. Oleh karenanya, untuk memastikan hal tsb tetap berjalan sesuai harapan awal, maka diperlukanlah sebuah komitmen. 

Terlebih untuk mereka yang menjalankan bisnis dengan orang lain. Diperlukan sebuah komitmen berupa sebuah 'akad perjanjian yang jelas'. Dan ditambahkan 'sesuai syariah'. Yang hal ini menjadi wajib, jika anda adalah seorang muslim. 

Ya, akad kerjasama yang jelas adalah wajib bagi muslim. Karena untuk menghindari muamalah yang mengandung GHARAR (ketidak jelasan). Yang mana menjadi haram hukumnya jika hal ini terjadi. 

Dimana tujuan syariat tsb semata2 adalah untuk kepentingan manusia. Yaitu untuk menghindari terjadinya konflik, kezaliman, dan perpecahan, antar sesama manusia. 

Dear, sahabat. 
Tentunya kita ingin bisnis kita langgeng sampai kapanpun. Dan tentunya kita tak ingin ada perpecahan dengan sesama manusia. Terlebih jika itu dengan keluarga atau sahabat, bukan?? 

Maka, mulailah berpikir untuk membuat jelas segalanya diawal. Buatlah akad2 perjanjian sejelas2nya  dan sesuai syariat-Nya. InsyaAllah, demi menghindari terjadinya hal2 yang tidak diinginkan kedepannya. Dan yang pasti adalah dalam rangka menunaikan kewajiban dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala. 

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu" (QS al Maidah:1).

So, sahabat. 
Masih berpikir "gak mau pusing buat akad yang jelas" , atau mau mulai berpikir "penting untuk sebuah akad" ? Well, semua pilihan dan keputusan balik kepada anda. Karena anda sendirilah yang akan bertanggung jawab terhadap apa yang anda lakukan.

Wallahu'alam. 

Tetap semangat berbisnis, sahabat. Just keep doing good. Semoga diberikan kemudahan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala dijalan kebaikan. Sehat, sukses dan bahagia untuk sahabat semua. Barakallahu fiikum. 

Selamat pagi sahabat, 
Salam Jumat penuh berkah, 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#EkonomiSyariah 
#BerbisnisDenganHati 
#BusinessPurpose
#BusinessValue 
#BusinessCoaching 
#NiatYangKuatJurus1
#BukuUndesperateHousewife

Suatu Sore di Jalan Baru, Bogor.


Macet. Stuck. Tak bergerak. 
Namun, keruwetan jalan ini, Insyaallah hanyalah untuk sementara. Untuk niat dan tujuan yang pasti jauh lebih baik. Ya, pastinya harapannya adalah kenyamanan lebih untuk para pengguna jalan itu sendiri, dengan adanya fly over. 

Sama halnya dengan bisnis. Jika ingin bisnis kita saat ini menjadi jauh lebih baik kedepan. Mempunyai cita-cita yang lebih jelas dan nyata. Maka bisa jadi diperlukan pengorbanan. Keluarlah dari zona nyaman. Memperbaiki apa yang harus diperbaiki. 

Memang, akan menjadi suatu kerja lebih, sementara waktu. Ya, karena saat itu akan banyak memperbaiki sistem. Tapi, jika hal ini membuat bisnis kita lebih nyaman kedepannya. Mengapa tidak?

Sometimes we need to be sacrifice for something bigger. 

Berikan lebih, untuk mendapatkan lebih. 
Berikan banyak, untuk mendapatkan yang banyak.

Selamat sore, sahabat. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach

#BisnisBerkahSesuaiSyariah
#BerbisnisDenganHati
#BusinessValue
#BusinessCoaching
#TidakAdaSesuatuYangSia2
#BukuUndesperateHousewife

Tips awet muda ala Coach Reni



Kecilkan masalahmu.

But, how?? 

Cara memperkecil masalah adalah: Perbesar Mimpimu. 

Dan...
Atur action plan berikut action step untuk mencapainya.

Niscaya pusing kepala untuk mengejar mimpimu, akan lebih besar ketimbang pusing mikirin masalahmu.

Just do it. And believe me, It works!
😁👌😁👌😁👌

Salam pagi, sahabat.
Salam Rabu menggebu.
Tetap semangat menebar manfaat.
Wassalamualaikum.

Reni.K. Ashuri
Sharia Financial & Business Coach

Sunday, December 3, 2017

PERANMU KEWAJIBANMU

*Sepenggal Kisah (bukan) Teladan*



"Ooo...jadi gitu, ya! Kalian tak memerlukan saya lagi. Buktinya tanpa saya, kalian tetap tenang2 saja. Tetap hidup dan beraktivitas seperti biasa saja. Kalian juga tak berusaha mencari saya!". 

Itulah sepenggal kalimat dari Pak Lalijiwo. Seorang kepala keluarga, yang sempat beberapa hari meninggalkan rumah. Meninggalkan istri dan anak-anaknya. Bukan karena bekerja. Namun karena ia marah, lantaran ditegur sang istri, untuk memberikan contoh yang baik kepada anaknya. 

Saat ia kembali ke rumahnya. Setelah hampir seminggu lamanya ia 'minggat'. Ia melihat keluarganya tak seperti kesulitan mengerjakan semua kerjaan rumah. Bukannya meminta maaf, malah ia berpikir bahwa keluarganya tak memerlukannya lagi. Dan ia pun menyalahkan keluarganya, dengan mengatakan bahwa tak ada guna lagi ia berada di keluarga ini. 

Well, sahabat. Sepenggal kisah yang bukan kisah teladan tadi, adalah kisah nyata. Yang sering ditemukan ditengah masyarakat. Ya, masyarakat ini banyak kehilangan figur kepala keluarga teladan. Seperti halnya Pak Lalijiwo ini. 

Dia (Pak Lalijiwo) pikir, dengan ia pergi, maka keluarganya akan kelabakan. Akan kebingungan. Bahkan ia pikir keluarganya tak bisa melanjutkan hidupnya. Please, deh. 'Nggak juga seperti itu kenyataannya, bukan??

So, bagi siapa pun anda yang pernah berpikir sama dengan beliau (Pak Lalijiwo). Mohon berpikir ulang. Bahwa hidup ini tak hanya bergantung pada seorang manusia. Hidup ini tak lantas harus berhenti hanya karena seorang
 manusia, yang lari dari tanggung jawabnya. 'Life must go on' , bro. Walaupun kondisi sesulit apapun, keluargamu akan tetap bertahan untuk tetap hidup. Dan akan tetap beraktivitas secara nyata.

Sahabat.... 
Baliklah cara berpikir kita. Bahwa bukan keluarga yang membutuhkan kita. Melainkan kitalah yang membutuhkan keluarga. Ya. Kita membutuhkan keluarga! Sebagai ladang untuk menunaikan kewajiban2 kita. Kewajiban terhadap peran2 kita di dunia. 

Bukan kewajiban mereka (keluarga) untuk 'mengemis' demi mendapatkan hak, dari 'peran' kita. Namun sekali lagi, justru karena kitalah yang dituntut untuk menunaikan kewajiban atas hak2 mereka. 

Catatlah hal ini sekali lagi:
"Keluarga akan menghargai anda. Jika anda menghargai mereka. Dan keluarga akan menganggap anda berdaya. Jika anda memang berdaya untuk mereka". 

Mulailah berpikir. Bahwa hakekat hidup di dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Maka seyogyanya tak lagi ada kata kecewa  karena sebuah pengharapan yang tak terpenuhi. Jika kita selalu ingat, bahwa apapun yang kita lakukan di dunia ini adalah dalam rangka mengerjakan kewajiban dari Tuhan Yang Esa. 

Astaghfirullaah....
Semoga kita semua diberikan ampunan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan diberikan kemudahan untuk menjalankan peran di dunia ini dengan sebaik2nya. Dan semoga kita diberikan kemampuan untuk selalu ikhlas mengerjakan segala perbuatan baik, atas nama kewajiban. Aamiin, InsyaAllah. 

Karena sejatinya, segala tanggung jawab yang kita lakukan di dunia, tak lain dan tak bukan adalah sebagai bentuk ibadah, yang diperintahkan oleh-Nya. Sebagai alasan mengapa manusia diciptakan.

Wallahu'alam.

Salam Malam Jumat Barokah 😁

Reni.K. Ashuri
Sharia Financia & Business Coach
Coachreni.blogspot.co.id

Tuesday, November 21, 2017

Indahnya Berbagi

Berbagi, apapun itu bentuk dan caranya, tetaplah menjadi suatu kebaikan. 

Berbagi melalui ilmu, pengalaman, waktu, tenaga, kata-kata, tulisan dan masih banyak bentuk lainnya dalam berbagi. Dengan cara mengajar, mendengarkan curhat, sharing dengan chating, memotivasi via telepon, menulis buku dan artikel, serta masih banyak lagi bentuk lainnya dalam berbagi. 

Tak ada batasan bentuk dalam berbagi. Tak ada cara baku yang dilakukan untuk berbagi. Tak perlu mencapai batasan ilmu, pengalaman atau profesi tertentu untuk berbagi. Tak perlu batasan jabatan, materi atau kekayaan tertentu untuk berbagi. 

Berbagi adalah hak semua manusia. Baik itu banyak ataupun sedikit. Baik itu dianggap bernilai ataupun dianggap tidak bernilai. Baik itu diniatkan ataupun tak diniatkan. Baik itu secara terang2an maupun secara sembunyi2.

Jangan pernah berpikir untuk tidak bisa berbagi. Karena sesuatu yang belum kita miliki. Dan jangan pernah kecewa dengan diri sendiri, karena belum sempat berbagi. Bisa jadi persepsi berbagi yang kita miliki saat ini adalah terlalu tinggi. Harus mencapai batasan tertentu baru bisa berbagi. 

Tidak harus semua yang indah dan sempurna yang dapat digunakan untuk berbagi. Melainkan sesuatu yang bermanfaatlah yang bisa jadi dibutuhkan untuk berbagi. Bahkan pengalaman buruk sekali pun, jika menjadi manfaat orang lain untuk berkaca, maka itu pun bisa sebagai bentuk untuk berbagi. 

Mulailah menggali diri, untuk mencari. Apa yang kita bisa beri untuk berbagi. Yakinlah bahwa dalam setiap diri, ada sesuatu yang bisa untuk berbagi. Mulailah berpikir sederhana. Melihat potensi diri. Tak harus melihat potensi orang lain. Mulailah dari sedikit, dan akhirnya bisa berbagi sebukit. 

Jika saat ini hanya sebuah senyum dan kata yang kita miliki. Maka bisa jadi saat ini hal itulah yang sangat diperlukan orang di sekitar kita. Just keep smile and keep doing good. Tidak ada suatu kebaikan yang sia2. 

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membalas segala bentuk kebaikan yang kita lakukan. Yakinlah semua kebaikan akan mendatangkan kebaikan pula  di dunia dan di akhirat. InsyaAllah, Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 
Wallahu'alam. 

Selamat pagi sahabat
Wassalamualaikum. 

Reni. K. Ashuri 
Sharia Financial and Business Coach 

Thursday, November 9, 2017

Mengukur Kadar Bahagia



Kadar bahagia setiap orang itu relatif. Ada yang bisa keluar negeri setiap bulan, baru bahagia. Ada yang bisa beli tas dan sepatu baru setiap bulan, baru bahagia. Ada yang punya barang bermerk terkenal, baru bahagia. Atau ada juga orang yang harus memiliki tabungan milyaran dulu, baru bahagia.

Tapi ada juga, orang yang bisa makan sekali sehari saja, sudah bahagia. Ada orang yang asal ada uang sepuluh ribu rupiah di dompet nya setiap harinya, sudah bahagia. Dan ada orang yang sehat saja sudah bahagia, walaupun dia tidak memiliki kekayaan. Malah ada orang yang jika sang suaminya tidak berulah lagi, itu sudah merupakan kebahagiaan. Mungkin saking seringnya sang istri ini dizalimi. 

Kadar bahagia setiap orang ini,  dipengaruhi oleh nilai2 kehidupan yang dimiliki. Nilai2 kehidupan yang terbentuk oleh lingkungan. Yang selama ini memberikan pengaruh besar dalam hidupnya. Lingkungan yang mempengaruhi pola pikir, perilaku, kebiasaan dan ujung2nya menjadi budaya. Maka kadar kebahagiaan seseorang pun bisa saja berubah. Semua tergantung kembali kepada lingkungan baru, yang terbentuk secara terus menerus. 

Sebuah peristiwa kehidupan yang dialami seseorang, sangat mungkin membuat kehidupannya berubah total. Contohnya jika seseorang memiliki lingkungan yang hedonis. Lalu karena suatu peristiwa yang membuat ia bangkrut, hingga akhirnya ia harus hidup secara pas2an. Dan jika kondisi perubahan ini berlangsung terus menerus, maka akan membuat nilai2 kehidupan orang tsb pun berubah. Mungkin menjadi hemat dan penuh perhitungan. Walaupun awalnya adalah terpaksa karena kondisi yang ada. 

Dan ketika nilai2 kehidupan berubah, perilaku terhadap kehidupan akan berubah. Yang awalnya (saat bergelimang harta) selalu belanja setiap hari. Ibarat tak bahagia jika tak belanja. Bisa jadi, saat tak ada lagi harta, ia terpaksa menurunkan standar hidupnya. Kondisi ini menjadi biasa untuknya. Hingga tak lagi ia terbiasa berbelanja. Maka, kadar kebahagiaannya pun berubah. Dari yang awalnya harta, bisa jadi saat ini, sehat pun sudah disyukuri olehnya. 

Sahabat, segala peristiwa yang membuat perubahan hidup seseorang, tak lepas dari rencana Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tak ada seorang pun yang bisa menebak apa yang akan terjadi. Hal ini terjadi mungkin untuk mencuci dosa2 yang telah manusia perbuat. Ataupun mungkin karena ujian kenaikan level keimanan. Yang membuat hamba-Nya semakin tawaddu'. 

Berprasangka baik pada Allah, adalah hal yang wajib kita lakukan. Bahwa apapun yang terjadi, pasti ada hikmah terbaik untuk hamba-Nya. Bisa jadi, keterpurukan sesaat yang terjadi adalah karena Allah ingin mengangkat derajat hamba-Nya. Mungkin dimata manusia kita 'terlihat' jatuh didunia. Namun bisa jadi dimata Allah, justru terlihat kenaikan tingkat untuk diakhirat. Dan sesungguhnya hanya Allah-lah sebaik2 penilai. 

Tak ada sesuatu yang sia2. Segala peristiwa pasti ada maksud, tujuan dan hikmah. Untuk orang-orang yang sabar dan berpikir. Tetap semangat, penuh keyakinan. Just keep doing good. Ciptakan lingkungan yang penuh keberkahan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan, dalam setiap urusan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam 

Selamat pagi sahabat... 😊😊
Salam Kamis Optimis....✊✊

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial and Business Coach 

#KonsepBersyukur 
#TidakAdaSesuatuYangSia-sia
#BukuUndesperateHousewife

Tuesday, October 17, 2017

Ijin Buka Lapak

Masih tentang saling rela dalam jual beli. Islam mengharamkan sebuah akad yang mengandung kezaliman dalam jual beli. Sebagaimana Allah berfirman: 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (Alquran surat AnNisa ayat 29).

Salah satu bentuk kezaliman dalam jual beli adalah saat berdagang di lapak orang lain tanpa ijin. Lapak di sini artinya bukan hanya lapak di pasar konvensional. Melainkan juga lapak di dunia maya, alias sosmed. 

Saat seseorang tanpa ijin berjualan produk/jasa, menulis artikel yang bertujuan personal branding, atau menampilkan brosur produknya di akun milik orang lain, hendaklah meminta ijin sang pemilik akun terlebih dahulu. Karena bisa jadi, sang pemilik akun tidak berkenan/terganggu atas iklan, artikel, atau brosur yang di tag tanpa ijin tersebut. 

Bayangkan, jika di rumah kita tiba-tiba ada seseorang yang berjualan atau menggelar lapak tanpa ijin. Apa yang kita rasakan, dan apa yang akan kita lakukan jika kita adalah sang pemilik rumah? Tentu saja protes, dan bisa jadi marah dan mengusirnya, bukan? Ya, karena dirasakan sangat mengganggu dan tidak sopan. Dan sebagai pemilik rumah anda berhak untuk bertindak. 

Sahabat, keharaman dalam jual beli tidak hanya melakukan riba dan gharar (ketidak jelasan). Namun bentuk kezaliman dalam jual beli, juga merupakan hal yang dilarang dan haram hukumnya. 

Banyak contoh kezaliman dalam jual beli. Seperti menyembunyikan cacat barang, curang dalam timbangan, sumpah palsu, melanggar hak cipta, memalsukan surat2 penting, menimbun barang kebutuhan, berdagang di halaman/tempat orang lain tanpa ijin, dan masih banyak contoh lainnya. 

So, sahabat. Mari mulai saat ini kita bisa bijak dalam berjual beli. Agar tidak saling menzalimi satu sama lain. Ijinlah, jika ingin menggunakan laman orang lain. Ijin jika anda ingin share artikel, atau men-tag teman anda saat beriklan produk atau jasa anda. Tanyakan terlebih dahulu apakah sang pemilik akun tidak berkeberatan bila lamannya digunakan untuk anda berpromosi. 

Mari kita memulai berbisnis secara halal dan baik. Agar tidak mendapatkan kemurkaan Allah. Berusaha menjauhi apa yang dilarang olehNya. Berbisnis dengan iman, agar mendapatkan ridho Allah. Raih keberkahan, tidak hanya di dunia melainkan juga keselamatan di akhirat. Aamiin, InsyaAllah. 

Selamat berbisnis penuh berkah. Sukses selalu untuk sahabatku semua.

Wassalamualaikum, 
Reni. K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#BisnisBerkahSesuaiSyariah
#ShariaBusinessCoach

Wednesday, August 9, 2017

Belajar dari Berlian


Katanya...... 

Berlian itu adalah batuan terpadat, terkeras, terkuat. Bahkan berlian tak bisa tergores oleh alat biasa. Satu2nya yang bisa menggores berlian adalah batu berlian lainnya. 

Berlian itu adalah batuan mulia yang termahal dibanding batuan lainnya. Bahkan saking berharganya, banyak orang rela berperang untuk mendapatkannya. 

Berlian itu adalah batuan yang memiliki kilau cahaya abadi. Tak berubah kilaunya sampai kapanpun. Dan karena kilau abadi nan indah inilah, berlian bisa mempunyai value tak terhingga dibanding batuan lainnya. 

Tapi, katanya juga...... 

Bahwa untuk menjadi padat, keras dan kuat, berlian itu perlu waktu ratusan bahkan milyaran tahun untuk berproses. Kondisi seperti itu juga terbentuk karena tekanan dan panas di dalam bumi. 

Bahwa untuk menjadi batuan yang mahal, berlian memiliki letak yang tak mudah untuk dicapai. Yaitu berada di bagian bumi yang dalam (sekitar seratus kilometer dibawah permukaan bumi). Oleh karenanya perlu effort yang sangat tinggi untuk mendapatkannya. 

Bahwa untuk menghasilkan kilau yang sempurna dan sangat indah, berlian harus digores2 membentuk prisma. Semakin banyak goresan prisma, semakin banyak pantulan cahaya, dan semakin sempurna kilaunya. 

Jadi mikir.... 

Kalau mau jadi orang sekelas berlian, artinya tidak bisa instan, dong ya. Perlu waktu untuk berproses. Ya, pastinya juga mengalami proses ditekan, dipadatkan sampai benar-benar kuat, lahir dan batin. Jadi, nggak boleh banyak nangis dan ngeluh niih kalo banyak tekanan hidup, hehe, semangaat 😀✊😀✊. 

Kalau mau jadi orang sekelas berlian, perlu ilmu dan pengalaman yang dalam. Perlu effort waktu, tenaga dan materi untuk mencapai tingkatan ilmu yang cukup. 
Jadi, jika saat ini dirasa belum mencapai hasil yang dicita2kan, berarti kudu introspeksi dong ya. Apakah effort yang kita lakukan sudah cukup banyak untuk mencapai impian tersebut?

Dan satu lagi yang terpikir..... 

Kalau mau jadi orang sekelas berlian, kudu siap digores-gores, seperti proses pada berlian. Makin banyak goresan dalam hidup, berarti akan makin banyak nantinya kilauan yang akan dipancarkan. Dan akan makin tinggi value diri yang dimiliki. 
Aamiin, Insya Allah. 

So, sahabat, apakah mau menjadi manusia sekelas berlian. Siap bertahan dalam kondisi panas, ditekan sampai digores-gores? 
Jadi mulai saat ini kalau sedih karena merasa ujian hidup yang terjadi, jangan nangis lagi ya. Yuk, berdoa aja, kita minta kekuatan sama Allah ☺☺☺. 

Karena bisa jadi ujian hidup itu adalah goresan yang akan membuat diri kita berkilau suatu saat nanti. Semoga kita bisa memetik hikmah dari segala ujian hidup yang ada. Dan semoga kita bisa menjadi manusia2 berlian, terlebih dimata Allah Subhanahu wa Ta'ala. 
Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam. 
Reni K. Ashuri 
Sharia Financial and Business Coach

**selfreminding
**belajarjadiperempuanberlian
**lagipengencincinberlian😀😀😀

Sunday, April 2, 2017

MENJAHIT ANEKA ILMU DAN PENGALAMAN



Sebagai seorang pebisnis maka Anda hampir pasti sering mengikuti perbagai pelatihan. Berbagai topik dan judul pelatihan sudah Anda ikuti, dari mulai yang gratisan sampai yang berbayar mahal.

Lalu pertanyaannya adalah apakah Anda mampu menerapkan ilmu dari pelatihan tersebut? Apakah Anda mampu belajar dari pengalaman sang narasumber? Jika jawaban Anda belum atau tidak tahu bagaimana caranya maka ikuti terus tulisan ini.

Masih ingat pelajaran menjahit baju waktu disekolah dulu? Sebelum menjahit, maka Anda memerlukan bahan kain, benang dan mesin jahit bukan? Dan pasti sebelumnya Anda juga memerlukan pola baju yang akan dijahit. Ada tahapan/komponen yang perlu Anda lakukan sebelum menjahit sampai dengan akhirya baju itu jadi siap dipakai.

Jika analogi menjahit baju tadi Anda terapkan pada bisnis, maka beberapa berbagai ilmu dan pengalaman yang Anda dapatkan dari berbagai pelatihan adalah merupakan komponen terpisah. Perlu teknik untuk memadu-padankan bahan atau bagian-bagian penting tadi agar menjadi menghebat bisnis Anda..

Untuk dapat menggabungkan ilmu dan pengalaman yang didapat dari pelatihan, maka Anda memerlukan pola atau metoda. Hal ini sangat krusial Anda harus lakukan agar ilmu dan pengalaman yang Anda terima tidak hilang begitu saja tergerus waktu tak berbekas hanya tinggal berkas.

Bagaimana pelatihan produksi bisa nyambung dengan pelatihan sales? 
Bagaimana pelatihan branding bisa nyambung dengan pelatihan SDM?
Bagaimana pelatihan motivasi bisa nyambung dengan pelatihan keuangan? 
Dan bagaimana semua pelatihan itu bisa nyambung dan mampu menumbuhkan bisnis Anda? mampu menumbuhkan pribadi Anda?

Jika menjahit Anda butuh pola, maka dalam bisnis Anda perlu BUSINESS MODEL dan METODOLOGI. 

Dengan Business Model Anda bisa melihat secara utuh bisnis Anda mau seperti apa dan dengan cepat Anda bisa melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam bisnis

Metodologi Anda perlukan untuk 'menjahit' bagian-bagian dalam bisnis sehingga terpadu tidak perpecah-pecah gak karuan.

Satu lagi, suatu hal yang berhasil dilakukan oleh pebisnis lainnya, belum tentu dapat berhasil diterapkan juga dalam bisnis Anda. Perlu adanya penyesuaian dengan HABIT (kebiasaan), CULTURE (budaya) dan BEHAVIOR (perilaku) yang telah ada di bisnis maupun tim kerja Anda.

Optimalkan WAKTU dan INVESTASI yang Anda keluarkan untuk suatu pelatihan, jangan cuma ikut-ikutan atau mumpung ada pelatihan murah/gratisan. 

Sementara Anda berencana untuk mengikuti (lagi) suatu pelatihan dalam waktu dekat, maka sebaiknya Anda susun dahulu Business Model dan cari Metodologi yang tepat dalam menumbuhkan bisnis. Have a great productive weekend. 

Salam Sukses Penuh Keberkahan,
Reni K. Ashuri
Financial & Business Coach

Nikmat Dibalik Sebuah Kezaliman



Buat sahabat yang saat ini sedang merasa dizalimi. Atau yang masih belum bisa move on, selalu teringat perlakuan seseorang yang pernah menyakiti hati, fisik maupun mental. Mulai saat ini, Yuk, selalu tersenyum dan optimis ☺☺. 

Karena dalam hidup, semua orang berhak dan pantas untuk bahagia. Dan ketahuilah sahabat, bahwa sesungguhnya saat terzalimi itu ada nikmat besar yang diberikan oleh Allooh kepada kita. 

Nikmat? Hati sangat sakit seperti tertusuk sembilu, kok dibilang nikmat? Becanda nih, si ibu...begitu biasanya saat sharing tentang nikmat dibalik kezaliman ini dibahas ☺. 

Mau tau nikmat apa dibalik adanya kezaliman yang menimpa? Yuk kita coba bahas dan pahami bersama ☺. 

Sahabat, ada hadis Rasulullah yang mungkin pernah kita dengar atau baca : Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Ada tiga doa mustajab (dikabulkan) yang tidak ada keraguan di dalamnya, yaitu: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa buruk orang tua kepada anaknya." (Hadis riwayat Abu Daud dan Tirmizi).

Hadis lain mengatakan : Hadis dari Anas r.a, Rasulullah SAW bersabda: "Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang yang dizalimi sekalipun dia adalah orang kafir. Maka sesungguhnya tidak ada penghalang diantaranya untuk diterima oleh Allah." (Hadis riwayat Ahmad). 

Demikianlah, saat kita sedang terzalimi, sesungguhnya Allooh sedang memberikan nikmat untuk kita. Seperti hadis Rasulullah tersebut di atas. Saat terzalimi adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Dimana, doa yg kita panjatkan tak terhalang oleh apapun, melainkan langsung diterima oleh Allooh.

Sahabat, panjatkan sebanyak2nya doa saat kita merasa terzalimi. Saat hati kita tengah terasa sakit, tertekan, atau terasa tertusuk, karena perlakuan buruk orang lain. Mulai saat ini ubahlah rasa sakit itu dengan sebuah pikiran yang positip. 

Berpikirlah bahwa saat itu Allooh sedang memberikan waktu mustajab untuk kita. Ya, sebuah waktu untuk kita meminta dan memohon kepadaNya, tanpa ada penghalang apapun. 

Banyak orang mengeluarkan materi berpuluh juta, untuk mencari waktu dan tempat berdoa yang mustajab. Sedangkan kita, sudah disodorkan waktu dan tempat tersebut oleh Allooh, GRATISS. Tanpa harus pergi jauh atau mengeluarkan materi yang banyak. So, sahabat, ini sebuah nikmat yang mungkin selama ini belum disadari bukan? 😊😊

Sekali lagi, panjatkan sebanyak2nya doa saat kita terzalimi. Berdoalah penuh keyakinan bahwa Allooh menerima semua doa kita. Berdoalah untuk segala yang membawa kebaikan dan kebahagiaan diri dan keluarga, di dunia dan di akhirat. Insya Allooh, doa kita akan langsung diterima, selama menurut Allooh doa itu baik untuk kita. 

Sebisa mungkin jauhilah doa yang buruk untuk orang yang menzalimi kita. Mari mencoba memaafkan, walau itu bukan hal yang ringan. Dan tetaplah doakan mereka. Agar diberikan hidayah dan kesadaran untuk kembali ke jalan yang diridhoi Allooh.

Bahkan tetaplah pada pikiran positip, untuk berterimakasih pada orang yang menzalimi. Ya, karena melalui dialah kita memiliki banyak waktu mustajab ☺. Dan jika kita bisa membalas keburukannya dengan kebaikan, Insya Alloh kita akan lebih mulia di mata Allooh. Aamiin..... 

Sahabat, Yuk, kita tetap berpikir positip, apapun yang terjadi. Just keep doing good. Semoga Allooh memberikan kekuatan agar kita selalu bisa melewati berbagai ujianNya. Dan menjadi hamba pilihan yang kelak diridhoi masuk ke surgaNya. Aamiin Allohumma Aamiin.. 

Wallaahu 'alam. 
Reni. K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach

#nikmatdibaliksebuahkezaliman
#berusahaselaluberpikirpositip
#selfhealing
#selfreminding
#selfmotivation

Saturday, April 1, 2017

Jangan Ada Riba Diantara Kita



Usro : Nyil, pinjem duit dong... 
Unyil : berape?? 
Usro : duaratus ribu aje. Lagi ada keperluan mendadak nih, maklum anak kos2an, duit kiriman telat, bro! 
Unyil : ya ude, gue pinjemin lo. Tapi lo musti traktir gue abis ini di bakso Mang Bokir, semangkok, ye! 😀😀
Usro : iye, deal, bro! Jangankan semangkok, dua mangkok, ane beliin daah... 👍👍
Unyil : siipp, nih duitnya. Lets go, kita cabut ke Mang Bokir! 

Nah...sahabat, pernahkah kita mendengar, atau bahkan melakukan perbuatan seperti percakapan diatas? Jika pernah, maka perlu diketahui bahwa dalam percakapan sederhana diatas, telah terjadi sebuah akad pinjam meminjam atau hutang piutang, yang mengandung riba didalamnya. Ya, Riba Dayn namanya, yang merupakan riba jahiliyah. 

Riba dayn adalah riba yang terjadi dalam akad hutang piutang atau akad pinjam meminjam. Akad2 seperti ini digunakan di jaman jahiliyah dulu, dan bahkan digunakan hingga saat ini. Riba dayn merupakan dosa besar, sehingga sangat dilarang dalam Islam.  Allaah berfirman (yang artinya) : 
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allaah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allaah dan Rasul-Nya akan memerangimu." (Al Baqarah: 278-279). 

Dosa riba pada akad hutang piutang dalam kasus diatas, terjadi karena pihak pertama mensyaratkan adanya manfaat (kelebihan/keuntungan, yang tidak hanya berupa uang) ketika memberikan pinjaman. Dalam kasus diatas, syaratnya adalah semangkuk bakso. Ya, walaupun itu hanya semangkuk bakso, tapi itu tetaplah suatu kelebihan yang dipungut dalam akad hutang piutang tsb (disyaratkan di awal akad). Dan dalam kasus lainnya yang sering dijumpai di masyarakat adalah riba dayn yang terjadi pada akad2  pinjaman bank, koperasi atau perorangan (rentenir). 

Dalam hukum muamalah yang syar'i, ada beberapa syarat agar akad hutang puitang tsb menjadi halal. Salah satunya adalah tidak boleh ada kelebihan atau manfaat didalamnya. Karena sejatinya "Setiap manfaat (yang diberikan) dalam akad pinjam meminjam adalah RIBA". 

Dan ketika pihak peminjam menyetujui syarat tersebut, maka kedua pihak telah melakukan transaksi riba, dengan dosa yang sama. Dari Jabir radhiyallahu 'anhu beliau berkata, Rasulullah shallahu 'alahi wasallam bersabda, "Allaah melaknat orang yang memakan (pemakai) riba, orang yang memberi riba, dua orang saksi dan pencatat (dalam transaksi riba), mereka sama saja". (HR. Muslim dan Ahmad). 

Perlu diketahui, dalam kenyataannya, lembaga keuangan konvensional di Indonesia, menggunakan akad2 Qardh didalamnya. Dan sebagaimana kita ketahui, bahwa terdapat pemungutan manfaat (keuntungan) didalamnya. Baik untuk nasabah maupun untuk pihak lembaga keuangan tsb. Oleh karena itulah, lembaga keuangan konvensional disebut juga dengan lembaga riba. 

Nah, jika kita ingin berterimakasih atas kebaikan orang yang memberikan pinjaman, maka dibolehkan untuk memberikan hadiah. Namun dengan syarat : akad hutang piutang itu telah berakhir ( tidak boleh diniatkan dan atau tidak disebutkan diawal akad hutang). Dengan demikian akad pemberian tersebut bukan lagi masuk dalam akad hutang piutang, melainkan sudah menjadi akad hibah yang dibolehkan.  Wallaahualam. 

Sahabat, mulai saat ini, berhati2lah dalam lisan dan perbuatan kita. Rencanakan segala sesuatu dengan baik. Dan terutama tentang akad2 muamalah, maka pelajarilah terlebih dahulu. Jangan sampai hal2 kecil yang kita kadang tidak disadari, menjadikan kita terkena dampak dosa besar, yaitu dengan melakukan transaksi riba. Naudzubillaah...

Semoga Allaah selalu menjaga lisan dan perbuatan kita, untuk selalu berada di jalan yang benar. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin... 

**Riba juga terdapat dalam akad jual beli (riba bai'). Untuk pembahasan mengenai riba yang terjadi pada akad jual beli/perdagangan (Riba Fadl dan Riba Nasi' ah), akan kita bahas pada tema selanjutnya, Insya Allaah.

**Sumber ilmu: DR. Erwandi Tarmizi, MA (Dosen pembimbing penulis dalam ilmu Fikih Muamalat dan Ushul Fiqh, Pasca Sarjana Tazkia)

**Untuk menikmati artikel menarik lainnya, silahkan kunjungi : http://coachreni.blogspot.co.id

Salaam penuh keberkahan, 
Reni. K. Ashuri. ME Sy,. CFP. 
Sharia Financial and Business Coach

#janganadaribadiantarakita
#saveummahfromriba

Friday, March 31, 2017

Setitik Nila Dalam Bisnis

Saat nilai positif (value) dalam perusahaan sudah terbentuk, pastikanlah bahwa nilai2 tersebut istiqomah untuk dijalankan, oleh owner bersama tim. Karena nilai positif jika dijalankan dengan istiqomah, akan menjadikan prilaku seluruh tim akan menjadi positif. 

Jika prilaku positif sudah tertanam dalam diri setiap individu, maka culture/budaya perusahaan yang positif akan tercipta. Dan culture positif akan mendorong performance sebuah perusahaan menjadi semakin positif, sehingga result positif juga akan tercapai. Insya Allaah. 

Jagalah nilai perusahaan kita agar tidak 'tercemar' dengan nilai baru yang datang, dan tidak sesuai dengan nilai yang telah ditanamkan. Karena nilai baru tsb akan menjadi setitik nila, yang akan merusak seluruh susu dalam belanga....

*karena nila setitik rusak susu sebelanga.... 

#valuecreation
#valuebydesign
#lombokvaluealigmentsession

Negeri Seribu Instan



Bukan Indonesia namanya, jika (mayoritas) rakyatnya menyukai sesuatu yang terencana. Ya, di negara ini hampir semua rakyatnya, maunya serbaaaa instan! 

Mau makan, cari yang instan. Mau cantik, cari yang instan. Mau sehat, cari pengobatan instan. Nggak peduli apakah yang instan2 itu baik atau tidak untuk dirinya. Yang penting cepet tersaji, cepet cantik, cepet sehat. Kalo perlu, lakukan sekarang, daaaan...'eng ing eeeng'... saat ini juga bisa terlihat hasilnya. Waaaw! 😱😱

Bisnis pun tak luput dari proyek instan. Baru buka usaha, udah mau dapet untung, GEDE lagi maunya, hehehe... 😀😀. Pengen cepet balik modal. Pengen cepet bisa 'financial freedom'. Kalo perlu tinggal tunjuk tangan, sim salabim!! Duit udah ajeg di pundi2 yang disiapkan. Azzzeeeek.. 😀😀

Begitu pula jika terjadi hambatan bisnis. Maunya cari konsultan instan. Konsultan yang langsung bisa meroketkan omzet. Makin meyakinkan untuk memberikan janji hasil yang cepat, maka makin dicarilah jasa konsultan itu. Tak peduli, dengan cara bagaimana, yang penting bisa memberikan hasil secepat kilat! Dhuaarrr!! ⚡⚡⚡

Dan masih banyak lagi hal2 yang serba instan lainnya. Lihatlah berbagai promo untuk iklan produk dan jasa. Berlomba2 menarik pembeli dengan iming2 layanan serba 'instan'. Hingga rasanya pantas jika  negeri ini mendapat sebutan 'Negeri Seribu Instan'. Begitu paling tidak menurut saya, hehe 😎😎

Ya, budaya instan. Budaya 'ujug-ujug'. Atau budaya 'mak bedhundhuk', kata orang jawa bilang 😀😀. Budaya berpikir cepat, yang terkadang tak disertai rasionalitas. Apapun harus cepat, demi memenuhi hasrat hati merasa puas. 

Duhai sahabat, apakah gerangan yang dilupakan di negeri ini? Mungkin kita lupa, bahwa hidup yang kita miliki ini melalui sebuah proses. Dan kita mungkin lupa, bahwa kita perlu waktu, perlu kesabaran dalam menjalani proses tersebut. 

Alam ini pun diciptakan Allaah, dengan sebuah proses. Bukan dengan 'ujug2', seketika alam semesta ini ada. Bumi, langit dan benda semesta lainnya, diciptakan melalui sebuah proses, yang tidak sebentar, bahkan butuh ribuan tahun! Dan kita, sebagai manusia, juga tak luput dari sebuah proses. Ya, sebuah proses penciptaan. Mengalami sebuah proses tumbuh kembang. Dari janin hingga saat ini kita dewasa. 

Dan, sadarilah sahabat, bahwa apa yang kita dapatkan hari ini, adalah hasil dari proses yang telah kita jalani selama bertahun2. Bukan dari hasil sesaat. Bukan dari hasil kerja kita kemarin sore, atau minggu lalu. Apa yang kita tanam, itulah yang kita petik. 

Dan, saat kita ingin mengubahnya menjadi hasil berbeda. Ingin berbuah hasil yang 'cetar' seperti yang kita inginkan. Namun tanpa mau ada perubahan proses yang kita harus jalani. Tanpa berpikir, bahwa jika ingin 'berbuah' baik maka kita harus menanam bibit yang baik, perawatan yang baik. Sementara kita hanya ingin semua berubah seketika, tanpa melalui proses??!! Whoalaa, perfecto!! 👌👌👌

Duhai, sahabat. Apa gerangan yang membuat kita selalu tergesa-gesa? Selalu ingin terburu2 untuk cepat mendapat hasil? Padahal bisa jadi, kita belum merencanakan tujuan dengan jelas. Belum mengerjakan perubahan dengan maksimal. Belum melakukan perubahan itu secara istiqomah dan terus menerus. 

Ketahuilah, sahabat. Sifat tergesa2 atau terburu2 itu, adalah sifat tercela dan dilarang dalam agama Islam. Rasulullah bersabda : Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan" (HR Tirmidzi). Ya, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk selalu tenang, sabar, dan dalam perencanaan yang baik. Bukan dengan ketergesa2an. Karena hal ini hanya akan menimbulkan banyak penyesalan, kekecewaan dan keputusasaan, dikemudian hari. 

Mulailah membangun sesuatu dari pondasi yang kuat. Bukan langsung naik ke 'atap'. Apa jadinya jika sebuah bangunan yang langsung membangun tiang atau atapnya, tanpa pondasi yang kuat? Ya, tentu, bisa saja bangunan itu berdiri. Namun tinggal menunggu waktu, kapan bangunan itu roboh, bukan? 

Nah, sahabat, begitu pula dengan bisnis ataupun hal2 lain dalam hidup kita. Mulailah dari perencanaan yang baik. Bangun tahap demi tahap secara istiqomah. Insya Allaah, hasil yang terbuat dari proses yang baik, akan membawa hasil yang baik pula.

Yuk, mulai saat ini kita mulai merencanakan segala hal dengan baik. Tenang dan sabar dalam menjalaninya. Jangan lupa untuk selalu berdoa, dan  berprasangka baik pada Allaah. Semoga, Allaah selalu memberikan kekuatan kita. Agar istiqomah dalam melakukan semua rencana, atas nama ibadah. Dan semoga Allaah meridhoi apa yang telah kita kerjakan, Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Salaam penuh keberkahan, 
Reni. K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach

#biasakanberpikirproses
#sabardalamberproses
#adaprosesdalambisnis
#sabardalamberbisnis
#prosesmenujukebaikan

Tuesday, March 21, 2017

Alkisah di sebuah pertemuan


Disaat mbak cantik, seorang istri pejabat sukses, asik bercerita, berceloteh tentang sepatu yang baru dibelinya, seharga hampir sepuluh juta rupiah, dengan mata yang berbinar2 dan hati yang berbunga2 bahagia...😍😍
Disaat itu pula mbak ayu, yang hanya seorang pekerja freelance pabrik kue rumahan, bergaji kurang dari UMR, menafkahi ibu dan ketiga adiknya, mendengarkan semua celotehan itu, dengan mata yang sendu dan hati yang berusaha menahan pilu ... 😞😞

#hadirkanempatidalamsanubari
#berbicaramelihatkeadaan
#hartaadalahpokokperkaradiakhirat
#hartaadalahujian
#hartaadalahtitipan
#belajarhidupzuhud
#terinspirasidarikisahnyata

Saya dan Hujan



Nama saya Reni... 
Dulu waktu mbah Uti masih ada, selalu memanggil saya dengan sebutan 'Rain' . Kata beliau, namaku sebenarnya adalah, Rainy (baca : Reini, di-Indonesiakan jadilah Reni, Red) . Ya, Rainy yang artinya hujan, dalam bahasa Inggris, tentunya. 

Alasannya (masih kata mbah Uti, mama, juga om) sewaktu saya lahir, kondisi saat itu hujan supeeer lebat. Padahal sebelumnya, Jakarta dilanda kemarau panjang selama hampir setahun lamanya. 

"Raiiin! ", begitu selalu beliau (mbah Uti, Red) memanggil. Saat kecil, saya 'nggak suka banget' dengan panggilan itu. Karena bagi saya, terdengar seperti kebarat2an, kelondo2an, gituloh. Padahal saya kan anak kampung. Ya, kampung kelahiran saya di Tanjung Barat, Pasar Minggu. Hidup dan terdidik di lingkungan Betawi asli. Dan dulu (namanya juga bocah) akan jadi bahan olok2 kalau nama kita kebarat2an seperti itu. Intinya, 'sebel banget deh' , dikasih nama ini. 

Sampai suatu saat, saya belajar  tentang arti hujan, dalam pelajaran agama di sekolah. Dalam Islam, hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Ia (hujan, Red) merupakan sebuah prasyarat bagi kehidupan, tidak hanya manusia, tapi untuk semua makhluk.

Mempelajari dan memahami dari sisi agama yang saya yakini. Dari yang semula 'nggak suka', saya mulai bersyukur dengan nama yang diberikan oleh keluargaku. Mengubah cara pandang dari sudut yang berbeda. 

Yang tadinya memandang negatif, menjadi positif. Ternyata, nama tersebut, punya arti yang sangat baik. Bahkan sesuatu yang selalu diminta oleh manusia, yaitu hujan sebagai berkah atau rejeki. 

Memang, terkadang kita sebagai manusia, sering memandang sesuatu hal dari satu sisi saja. Dan akan menjadi tidak baik, jika sisi tersebut adalah sisi pandang negatif. Padahal, jika kita lebih bijaksana, banyak hal yang tidak kita sukai, memiliki hikmah yang baik untuk diri kita. Jika kita memandang dari sisi pandang yang positif. 

Contohnya, sering kita berpikir sesuatu adalah musibah, atau sesuatu itu  buruk. Padahal bisa jadi, musibah tersebut adalah sarana ujian praktek untuk kita, untuk bisa naik tingkat, ke level kehidupan yang lebih tinggi. Ya, Allaah selalu punya rencana yang terbaik untuk hambaNya untuk menjadi lebih soleh dan solehah. Namun seringkali kitalah yang tidak menyadarinya. 

Begitulah. Dengan nama ini. Rainy=Reini=Reni, yang artinya hujan. Jika kita lihat sebagai sisi negatif. Hujan adalah pembawa banjir dan longsor, penghalang rencana untuk bepergian, pembuat becek jalan dan pasar2, harga sayuran mahal karena banyak yang busuk. Dan hal2 buruk lainnya, akibat adanya hujan. 

Padahal, dari sisi pandang agama yang positif, betapa hujan itu adalah anugrah. Hujan adalah rejeki dari Allaah. Hujan memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia. Hujan adalah sumber kehidupan makhluk. Karena hujan adalah sumber air yang diciptakan dan diturunkan Allaah, untuk kehidupan makhlukNya. 

Allaah berfirman dalam Al-Qur'an : "Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam." (QS: Qaaf (50) : ayat 9). 

Sejatinya hujan adalah suatu kebaikan. Hujan adalah suatu sumber kehidupan. Namun karena ulah manusialah yang merusak alam, maka hujan menjadi bencana, bagi manusia itu sendiri dan bahkan makhluk lainnya. 

Rasulullaah pun bersabda, dari riwayat Muslim: dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, "Dan apabila beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat hujan, beliau membaca: RAHMAH (ini adalah rahmat). " (HR. Muslim)

Hal kebaikan lain saat hujan, adalah waktu yang mustajab, untuk berdoa. Sabda Rasulullaah : 
"Carilah pengabulan doa pada saat bertemunya dua pasukan, pada saat iqamah shalat, dan saat turun hujan." (HR. Al-Hakim). 
So, berdoalah sebanyak2nya saat hujan. Insya Allaah, doa kita akan dikabulkan, Aamiin. 

Baiklah. Just be positive. Semoga, dengan doa dan harapan dalam sebuah nama. Akan membawa diri ini untuk lebih bermanfaat. Bagi diri, keluarga, masyarakat, ummat, serta agama. Sebagaimana hujan, yang akan selalu menjadi rejeki, rahmah dan berkah untuk umat manusia dan makhluk lainnya di dunia, Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin. 

Wallahualam
Reni. K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach

#carapandangpositif
#sebuahcatatansaatturunhujan
#hujanadalahberkah
#terimakasihuntuknamayangbaik
#coretanceritamasakecil

Aku Tau Ini Salahku


Ya Allaah.. 
Jika saat ini aku selalu dirundung sedih dan duka
Aku tau, ini salahku... 
Aku hanya berpikir masalah dan masalah yang datang padaku
Lupa, bahwa betapa nikmatMu yang lain untukku, tak terhingga... 

Ya Allaah... 
Jika aku saat ini terjebak dalam berbagai kesulitan hidup
Aku tau, ini salahku...
Aku merasa perbuatanku baik saat ini, karena telah hijrah padaMu... 
Lupa, bahwa perbuatanku dahulu penuh lumpur dan hina

Ya Allaah... 
Apabila doaku padaMu tak kunjung Kau kabulkan
Aku tau, ini salahku... 
Aku merasa setiap doa yang kupanjatkan, wajib Kau penuhi
Lupa, bahwa aku belum mengagungkan namaMu... 
Dan lupa, bahwa tidak semua hal yang ku inginkan itu, akan baik untukku

Ya Allaah...
Jika Kau anggap diri ini masih hina dan terlalu banyak dosa
Aku tau, ini salahku... 
Aku merasa telah banyak berbuat kebajikan dan mengumpulkan pahala dariMu
Lupa, bahwa terkadang semua lenyap karena niat yang tak tulus untukMu

Ya Allaah...
Jika ada musibah yang terjadi sampai hari ini menimpaku
Aku tau, ini salahku.... 
Namun selama ini pula aku menyangkalnya, mencoba mengingkarinya, dan meletakkan kesalahan itu pada ciptaanMu yang lain... 

Ya Allaah... 
Aku tau aku harus mohon ampun padaMu, bersujud padaMu, dan tak lepas menyebut namaMu... 
Namun aku hanya seorang hambaMu yang penuh dengan kealpaan, yang selalu lupa dan lupa... 

Ya Allaah... 
Jauhkan aku dari kebanggaan menjadi seorang muslim
Namun tak sungguh2 beriman padaMu
Teguhkan imanku, agar selalu berada di jalanMu...
Luruskan setiap langkahku, hati sanubariku, jiwa dan ragaku.... 
Kuatkan dan sanggupkan aku, untuk selalu yakin dalam menapak disetiap tangga ujianMu...

Ampuni aku, Ya Allaah.... 
Aku tau, ini salahku..... 

RKA, 210317

#haripuisisedunia2103
#dalampuisiakuberdoa
#puisiislami

Tua Pasti Dewasa Pilihan

"Tua itu pasti, dewasa adalah pilihan"........

Begitu kita sering membaca ataupun mendengar kata bijak ini. Ya, begitulah. Bahwasanya setiap manusia di dunia ini, yang masih diberikan usia oleh Allaah, akan merasakan fase menua. Dan biasanya fase mulai menua tsb adalah fase menginjak usia 40 tahun ke atas. 

Dan, tua adalah pasti. Walau secanggih apapun perlakuan manusia untuk menahan fase menua secara fisik, namun tidak ada hal yang bisa menahan bertambahnya usia seseorang, bukan? 

Sejatinya Islam memandang bahwa usia 40 tahun merupakan fase kesempurnaan berfikir. Di usia ini 'seharusnya' seseorang mampu bertindak dengan pertimbangan yang matang, serta mampu menjaga emosi. Dan mereka dianjurkan untuk tetap produktif serta berkarya sampai ajal menjemput. 

Tentang usia 40 tahun, seorang Sufi dan Ulama besar Islam, Ibnu Atthaillah, memberi nasihat bijak: "Jika usiamu menginjak 40 tahun maka segeralah untuk memperbanyak amal soleh, siang dan malam. Sebab waktu pertemuanmu dengan Allaah akan semakin dekat". 

Imam Al Ghazali pun berkata tentang usia 40 tahun ini: "Usia 40 tahun adalah sebuah pertanda atau sebuah isyarat. Yaitu sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu KEBAIKAN lebih MENDOMINASI, maka itu sebuah PERTANDA BAIK untuk kehidupannya nanti. 

Tafsiran Imam Ghazali tsb dimaknai bahwa apa yang sudah menjadi KEBIASAAN (HABIT) pada usia 40 ini, akan sulit diubah pada usia2 sesudahnya. Jika di usia ini masih melakukan hal2 yang negatif penuh kemaksiatan (spt: berzina, berjudi, dll), kezaliman (spt: berdusta, menyakiti, melalaikan hak orang lain, dll), sulit beribadah (spt: sholat susah, puasa bolong, malas belajar/mengaji, sedekah sulit, dll). Maka dipastikan akan sulit pula untuk berhenti dari kebiasaan2 negatif tersebut. Naudzubillaah. 

Sahabat, yuk kita bersiap menghadapi masa tua, yang pasti akan datang. Semoga saat masa itu tiba, kebaikanlah yang mendominasi kehidupan kita. Sehingga untuk masa2  usia selanjutnya kita mampu menjadi lebih baik. Lebih dewasa dalam berpikir dan dalam bertindak. MENJADI TELADAN untuk anak2 kita, keluarga kita, serta untuk ummat dan generasi mendatang. Insya Allaah, Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin... 

Wallahu' alam
Reni. K. Ashuri
Financial and Business Coach

#cuplikanbukuundesperatehousewife
#usia40tahundalamislam
#tuaitupastidewasaadalahpilihan
#mempersiapkanmasatuadenganakhlaqpenuhkebaikan

Manajemen Hutang Islami

Salah satu cara untuk melunasi hutang riba adalah SEGERA AMPUTASI ASET berharga yang dimiliki. Aset berharga bisa berupa properti, kendaraan, perhiasan, surat berharga, dll. Namun pada kenyataannya, yang sering terjadi adalah adanya itung2an untung rugi saat menjual aset tsb.

Sahabat, jangan pernah takut merugi jika harus menjual aset dibawah pasaran. Yang menjadi poin penting adalah secepatnya mencairkan aset tersebut. Dan segera menutup hutang riba! 

Itung2an justru akan membuat terlalu lama eksekusi aset itu terjadi. Sehingga hutang riba tersebut menjadi terus tertunda untuk dilunasi. 

Jika masih menunda2 dan menunggu harga yang pantas hingga tidak merugi banyak saat aset itu  terjual, maka pertanyaannya adalah :

Apakah kita punya 'waktu' yang cukup? Apakah yakin kita masih tetap 'ada usia' , saat aset itu terjual dengan harga yang diinginkan?
Bagaimana jika hutang riba belum tertutup, sedangkan 'waktu' kita sudah tiba? Apakah kita sanggup menanggung resiko dan bertanggung jawab dihadapan Allaah? 

Sahabat, kuatkan niat dalam menutup hutang2 riba. Berdoa kepada Allaah untuk dikuatkan, dan diberi kesanggupan untuk melakukannya. Setelah itu segera berbuatlah. Action. Jangan banyak berkalkulasi.
Yakinlah bahwa Allaah selalu ada, untuk hambanya yang benar2 berjuang dijalanNya, Aamiin, Insya Allaah. 

*Sharing kelas dengan tema Manajemen Hutang Islami, akan kami jadwalkan kemudian. Langkah menutup hutang bermasalah, adalah salah satu materi yang akan dibahas di kelas ini. Stay tuned untuk info tempat waktunya ya prens...☺☺*

Reni. K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach

#manajemenhutangislami
#hutangadalahperkaraduniadanakhirat
#janganbanggadenganberhutang
#yukkitastophutangriba

Habit Baik untuk Hasil Baik

"Tanamlah gagasan, petiklah tindakan. Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan. Tanamlah kebiasaan, petiklah watak. Tanamkan watak, petiklah nasib"

Itu kata orang bijak.... 

Dan Allaah pun berfirman (yang artinya): "... Sesungguhnya Allaah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri... " (Al Qur'an Surat Ar-Rad ayat 11).

Hmmmm... Jadi mikir... Maka kalau mau mengubah nasib, yang harus diubah adalah gagasan/mindset/value diri dong yaa...

Mau berubah nasib menjadi lebih baik, tapi gak mau berubah mindset dan value diri, menurut loe ??? Hehe....
Happy weekend, sahabat 😀😀😀

#berubahmulaidaridirisendiri
#apayangditanamituyangakandituai
#nasibsaatiniadalahhasildariperbuatankitasendiri
#habityangbaikuntukmendapathasilyangbaik
#selfreminding

Berbisnis Nggak Cuma Modal materi

Berbisnis itu nggak cuma masalah modal materi dan skill, tapi lebih utama adalah masalah mental dan etos kerja. 

Banyak orang  punya modal dan skill cukup, tapi merasa berat menjalankan bisnis. Karena bisa jadi belum punya mental dan etos kerja yang kuat.

Harus disadari bahwa bisnis jangan hanya mikir adanya profit. Tapi juga kudu mikir adanya benefit. Belum profit itu biasa, jadi nggak usah patah semangat. Tetaplah istiqomah jalankan bisnis dengan strategi yang tepat. 

Sebelum profit didapat, berpikirlah bahwa dalam berbisnis kita pun harus mendapat benefit. Buatlah bisnis yang kita jalankan dapat menebar sebanyak2nya energi positif. 

Rencanakan berbisnis dengan mempunyai tujuan yang lebih bernilai. Agar kita pun mendapatkan manfaat keberkahan didalamnya, Aamiin, Insya Allaah. 

Happy Sunday, sahabat.. ☺

#bisnisitumasalahmental
#bisnisdengantujuankeberkahan
#profitdanbenefitdalambisnis
#istiqomahdalamberbisnis

PENGHASILAN KURANG, BENARKAH?



Pengalaman dari mengajar ilmu finansial planning di beberapa daerah di Indonesia. Baik korporasi, publik maupun UMKM. Ada pelajaran penting yang bisa dipetik. 

Sebagian besar peserta datang dalam kondisi galau, stress, bingung, dan dengan emosi2 negatif lainnya. Rata2 pokok masalah terbesar yang dialami adalah banyaknya hutang yang membuat mereka terbelit. Serta pengeluaran yang jauh lebih besar dari pendapatan (besar pasak daripada tiang). 

Sahabat, dari banyaknya peristiwa demikian, dan hampir merata di setiap daerah. Sepertinya perlu dilakukan peubahan mental finansial secara besar2an di negeri ini. Setidaknya seperti itu menurut saya 😀. 

Bagaimana tidak. Mereka mengeluh, stress, dan bingung bahkan marah. Atas sesuatu hal yang umumnya dibuat oleh diri sendiri. Ya, umumnya mereka berhutang rata2 untuk gaya hidup. Pengeluaran yang lebih besar dari penghasilan, juga karena gaya hidup. 

Lihatlah, betapa mudahnya saat ini mendapatkan barang konsumtif. Dengan iming2 cicilan mudah, hanya 0%, dan rayuan manis lainnya. Alhasil, dengan tanpa pikir panjang, sederet barang konsumtif sudah tertata rapi di kereta belanjaan. Atau dikirim langsung ke rumah. Yeeaay, ciamik lah pokoknya
😁😁. 

Senangnya punya barang baru. Pandang sana sini, belai sana sini. Dan pastinya membuat dimata sosial, kita 'terlihat' lebih sejahtera. Sampai, datanglah tagihan2 yang menjadi momok sebagian besar orang berhutang. Mulai dari tanggal muda sampai tanggal tua, berderet jatuh tempo pembayaran, tanpa jeda. 

Lucunya setelah itu, banyak yang mencari kambing hitam dari masalah yang terjadi. Mulai dari menyalahkan kantor yang kurang kasih gaji. Sampai salahkan tukang jualan di pasar, karena jual cabe dan sayurnya mahal semua. Hehehe 😁😁

Sahabat, yuuk kita pikirkan kembali berdasarkan peristiwa yang telah terjadi. Benarkah, penghasilan kita kurang? Benarkah perusahaan zalim pada karyawan? Benarkah barang2 kebutuhan yang terlalu mahal? Benarkah pemerintah kurang tanggap pada kesejahteraan rakyatnya? Benarkah? 

Atau jangan2... 
Bisa jadi, penghasilan kita sebenarnya lebih. Jika kita bisa mengaturnya. Memprioritaskan kebutuhan ketimbang keinginan. Bisa jadi, barang yang telah kita beli dengan berhutang itu, hanya sekedar memuaskan keinginan. Bisa jadi, jika kita bisa menahan nafsu belanja dan jalan2, kita pasti bisa menabung lebih banyak. Ya, bahkan kita bisa berinvestasi untuk masa depan kita. Bisa jadi. 

Itu terbukti, dari pengalaman melakukan private financial check up. Beberapa klien datang karena bermasalah hutang dan atau kelebihan pengeluaran. Setelah dicek selama kurang lebih 3 jam saja. Ternyata banyak dari mereka yang 'harusnya' bisa saving atau mempunyai kelebihan penghasilan. Mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah!! Waaaw.. 😱

Baiklah, sahabat. Mungkin sudah waktunya kita menata kehidupan. Menata keuangan, menata mindset. Menilai diri sendiri, secara obyektif, tanpa emosi. Lihatlah, apakah kita betul2 kekurangan. Atau jangan2 kita hanya 'merasa' kekurangan? 

Hati2 dengan berucap. Janganlah berkata tidak punya. Atau berkata hidup kita penuh kerugian, penuh kesulitan. Padahal keadaan ekonomi kita berlebih. Rumah ada, kendaraan ada, gaji ada, perhiasan punya. Hidup dengan berbagai fasilitas. Masih mampu berucap tidak punyakah? Kekurangankah? Merugikah? 

Bisa jadi, kita hidup sulit bukan karena kekurangan kita. Namun kita membuat standar hidup senang, pada batas KEINGINAN TANPA BATAS. Ya, keinginan! Bukan kebutuhan. 

Sedangkan nun jauh disana. Ada sebagian kecil manusia yang memang betul2 kekurangan. Bahkan untuk makan sehari2 pun tidak terpenuhi. Jadi, sekali lagi, yuk kita berpikir dengan jernih. Apakah kita benar2 kekurangan? 

Begitulah. Pengalaman ini, telah memberi banyak pembelajaran. Lebih fokus untuk menilai diri. Menilai bahwa kekurangan yang kita alami, bisa jadi hanya BIAS. 

Karena sesungguhnya, bisa jadi kita tidak kekurangan. Melainkan hanya RASA SYUKUR YANG HILANG, TAK TERUCAP...... 
Wallahualam

Salaam, 

Reni. K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach

#konsepbersyukur
#undesperatehousewifejurus2
#hartaadalahpokokperkaradiakhirat
#hartaadalahujian
#hartaadalahamanah
#hidupzuhud

Penentuan Harga yang Jelas saat Jual Beli



Sahabat, sering kita menggampangkan sesuatu saat bertransaksi. Contohnya adalah menganggap tidak penting untuk 'saklek' dalam menentukan harga. Biasanya hal ini terjadi pada transaksi jual beli antar teman, antar saudara, atau seseorang lainnya yang kita anggap dekat. Entah hal itu terjadi karena 'nggak enak hati' ('pekewuh' kalau orang Jawa bilang). Atau mungkin karena sedang terburu2 melanjutkan pekerjaan lainnya. 

"Okay, bro. Pokoknya aku jual nih barang ke kamu, ya. Soal harga, gampang, deh. Kita omongin nanti laah, santai bro.. ". Atau seperti ini: " Sis, aku jual baju ini ke kamu, nanti bayar boleh suka2 kamulah". Lalu kedua pihak penjual dan pembeli berpisah, sebelum harga ditentukan. 

Sahabat, ketahuilah. Bahwa salah satu bentuk jual beli yang diharamkan adalah karena mengandung GHARAR. Gharar dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak jelas/ketidakjelasan. Dan dalam akad jual beli, salah satu bentuk Gharar adalah penentuan harga  yang tidak jelas. 

Saat kita melakukan jual beli, maka wajib kita menentukan harga sejelas2nya di awal transaksi. Mulai dari jumlahnya, cara pembayarannya (tunai atau kredit), dan kapan waktu pembayarannya. 

Jika tidak terjadi kejelasan harga di awal transaksi, sampai penjual dan pembeli berpisah, maka jual beli tersebut menjadi tidak sah. Artinya barang tersebut belum berpindah kepemilikannya. Sehingga barang tersebut dapat dikatakan belum dimiliki oleh pembeli. Dimana pembeli tidak berhak menggunakan barang tsb. Dan akan haram hukumnya jika dijual kembali kepada pihak lain. 

Kemudian, dalam cara pembayaran juga harus jelas. Jika penjual memberikan 2 pilihan harga, tunai atau kredit. "Jika tunai harga sekian, kredit harga sekian". Maka pembeli wajib menentukannya. Mau tunai kah? Atau kreditkah? Tentukanlah pilihan saat bertransaksi, sebelum kedua belah pihak berpisah. 

"Oke, bro, saya akan pilih bayar cash, harga sekian, ya". Atau sebaliknya: "Siap, bro, saya pilih beli dengan cara kredit aja, harga sekian ya". 

Jika mereka bertransaksi, namun masih belum menentukan cara pembayaran mana yang mereka pilih, kemudian keduanya berpisah, maka jual beli tersebut menjadi Gharar. Karena mereka berpisah dengan adanya ketidakjelasan dalam harga. Dan hal ini tidak dibolehkan dalam syariat. 

Begitu pula dengan waktu pembayaran. Sering dijumpai transaksi yang tidak menentukan kapan barang tsb akan dibayar. Saat penjual berkata:  "Saya jual rumah ini kepada kamu, dan kamu boleh bayar saat kamu mampu". Hal ini juga mengandung ketidakjelasan, sehingga hal ini pun tidak dibolehkan. 

Tentukanlah waktu pembayarannya. Jika belum mampu membayar, lebih baik tidak membelinya. Atau mintalah tempo pembayaran dengan jangka panjang, hingga dirasa mampu untuk membayarnya. 

Kejelasan akan harga, adalah salah satu bentuk Gharar dalam akad jual beli. Masih ada lagi bentuk Gharar dalam jual beli. Yaitu ketidakjelasan pada objek transaksi. Insya Alloh akan kita bahas di lain waktu, ya, prens...

Sahabat, segala bentuk yang dilarang atau diharamkan oleh Alloh dalam akad jual beli, dikarenakan Alloh sayang kepada kita. Karena Alloh tidak menginginkan adanya pertikaian diantara kita. Oleh karena itulah dibuat rambu2 yang mengatur cara jual beli, agar tidak terjadi kezaliman diantara sesama manusia.

So, prens, tetaplah semangat dalam berbisnis. Raihlah keberkahan. Dapatkan keuntungan tidak hanya di dunia, melainkan juga di akhirat. Jangan lupa, berdoalah kepada Alloh, agar senantiasa dijaga hati kita untuk selalu berada di jalanNya. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahualam
Reni. K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach

#nahlacoachingfirm
#syaratsahjualbeli
#fikihmuamalah
#ekonomisyariah