Facebook

Saturday, April 26, 2014

Dana Cadangan? Boro-Boro!!


Ini yang juga sering dilupakan oleh para karyawan. “Boro-boro mau menyiapkan dana cadangan, untuk dana pokok saja pun kami kekurangan...!”  

dompetsehat.com
Ini adalah ‘jeritan hati’ para karyawan yang, dengan alasan gaji kurang, meminta dimaklumi kalau tidak mampu menyimpan dana tak terduga. Padahal, sebagaimana yang telah diungkapkan di bab-bab yang lalu, alasan tersebut sebenarnya tidaklah tepat kalau tidak mau disebut terlalu mengada-ngada. Jangankan karyawan, bahkan seorang tukang becak pun punya tabungan untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak seperti anak sakit atau lainnya. Meski dalam jumlah terbatas dan terkadang dana tersebut tidak cukup juga, namun pola pikirnya lebih maju satu langkah dibanding karyawan yang berpenghasilan jutaan rupiah per bulan. 

Penting sekali menyiapkan dana yang bisa digunakan kalau mengalami kejadian-kejadian di luar rencana. Misalnya, anak sakit, orang tua punya hutang yang tidak diketahui oleh anak-anaknya, istri atau suami mendadak di-PHK, mobil hilang digondol maling padahal asuransi sudah tidak bisa menjamin lagi (otomatis ongkos transportasi jadi membengkak), dan peristiwa lain yang, sekali lagi, tidak bisa di back-up oleh asuransi apapun. Dana darurat inilah yang nantinya akan menjamin kehidupan Anda tetap normal meski sedang mengalami kejadian yang tidak normal. Dan sebagaimana investasi, dibutuhkan komitmen untuk menyimpan dan mengalokasikan dana darurat setiap bulan. Jika bulan ini tidak dipakai, bukan berarti boleh dihabiskan di bulan berikutnya. Terus saja disimpan sehingga semakin lama semakin banyak

Saturday, April 19, 2014

Kemana Saja (Harusnya) Alokasi Gaji Anda? Part.2



himpunan-abiasa.com

Melanjutkan artikel sebelumnya. Saving ditempatkan diatas kebutuhan rutin, karena dipastikan mustahil saldo penghasilan kita akan sisa diakhir bulan untuk ditabung. Jadi sebaiknya saving dijadikan pos pengeluaran yang wajib dikeluarkan setiap bulan. Ratio saving yang disarankan adalah minimal 10% dari penghasilan bulanan. Di awal saving ditujukan untuk pemenuhan dana darurat, dimana dana darurat yang disarankan adalah 3-6 bulan pengeluaran bulanan. Saving juga merupakan cicilan untuk masa depan apabila berbentuk investasi, seperti dana pensiun.

Kebutuhan rutin adalah kebutuhan yang tidak dapat ditunda pembayarannya seperti SPP anak, listrik, air, telpon, dll. Jadwal pembayarannya memang tidak bisa kita tunda, tetapi untuk penggunaan masing-masing (seperti listrik, air, telpon) dapat kita lakukan evaluasi apakah masih dapat kita lakukan efisiensi pemakaian untuk mengurangi tagihannya.

Kebutuhan lain-lain, disinilah yang terkadang seseorang bisa loss dalam pengeluarannya. Saat ini pengeluaran lain-lain yang merupakan kebutuhan sekunder bahkan tersier dapat menjadi kebutuhan utama, hal ini karena tidak adanya pemenuhan pemilihan antara konsep kebutuhan dan konsep keinginan. Biasanya dalam cek up keuangan, di pos inilah yang dievaluasi, karena biasanya seseorang bergaya hidup tidak sesuai dengan standar penghasilannya.

Mengelola gaji dapat dilakukan dengan menggunakan amplop-amplop yang telah disediakan untuk masing-masing pengeluaran, dimana jika budget salah satu amplop telah habis, disarankan untuk tidak dilakukan subsidi silang dari amplop lain, hal ini akan menjadi review di akhir bulan.

Kelas Inspirasi Bogor (reposting)





Saturday, April 12, 2014

Kemana Saja (Harusnya) Alokasi Gaji Anda?



jakartaweekend.com

 Punya gaji tapi langsung habis tanpa sisa? Mungkin karena kurangnya ilmu tentang financial planning sehingga karyawan, apapun jabatannya, selalu menyisakan saldo minimal di rekeningnya. Padahal dengan adanya kecerdasan dalam mengelola keuangan, maka gaji harusnya bisa dimanfaatkan secara optimal tanpa harus berhutang atau gesek kartu kredit.

Dalam mengelola gaji, skala prioritas harus ditentukan ditahap awal. Skala prioritas yang dianjurkan adalah :
1.      Pembayaran zakat/infaq/sedekah
2.      Pembayaran hutang
3.      Saving
4.      Kebutuhan rutin bulanan (SPP,listrik,air, telpon,gaji pembantu,dll)
5.      Kebutuhan lain-lain

Zakat/infaq/sedekah atau dana sosial lainnya kita wajibkan di awal, biasanya sebanyak 2,5%. Hal ini menjadi wajib sebagai rasa syukur kita kepada Sang Pemberi Rejeki dan Pemberi Kehidupan. Hal ini menyadarkan kita bahwa sesungguhnya semua yang kita dapat adalah milik Allah, maka sudah sepatutnya harta titipan yang diberikan kepada kita, selayaknya dikeluarkan untuk berbagi dengan yang lain sebagai ungkapan rasa syukur.

Membayar hutang adalah kewajiban selanjutnya yang harus dibayarkan, karena hutang merupakan hak orang lain yang tidak dapat kita abaikan. Hutang disini adalah hutang kepada pihak ketiga, termasuk hutang produktif seperti KPR, modal bisnis,dll dan hutang konsumtif seperti cicilan mobil, barang-barang elektronik, dll. Cicilan hutang bulanan maksimal adalah 35% dari total penghasilan bulanan (terdiri dari 20% hutang produktif dan 15% hutang konsumtif), apabila rasio hutang melebihi standar yang disarankan, biasanya seseorang akan mengalami kesulitan keuangan untuk saat ini dan masa datang.