Semua pasti tau kan
hewan lucu yang namanya kucing? Iya, kucing. Kenapa kucing sih? Sebelum
menjelaskan lebih jauh hubungan
pembahasan bab ini dengan kucing, saya mau bercerita dulu mengenai kucing-kucing
kesayangan saya. Mereka adalah
kucing-kucing yang lucu dan sangat saya sayangi. Ya, saya adalah seorang “cat lovers”. Di rumah ada banyak kucing. Mereka tidak saya beli dari
toko hewan, melainkan mereka datang dengan sendirinya. Jika ada kucing yang
datang pasti saya beri makan. Akhirnya
mereka jadi betah tinggal di rumah.
Begitu sayangnya saya dengan kucing-kucing itu. Sampai-sampai jika
mereka sakit saya akan bawa ke dokter hewan. Makanan yang saya berikan juga
tidak hanya ikan, namun juga makanan kucing kemasan. Saya memang memanjakan
mereka layaknya kucing yang mahal. Padahal mereka hanya
kucing kampung biasa.
Selama saya memelihara kucing, banyak orang yang berkomentar bahwa hal itu akan membawa keberkahan. Saat itu saya hanya meng-Amin kan saja, dan tidak tahu pasti apa arti berkah itu
sebenarmya. Karena terus terang sejak memelihara kucing, bukan berarti jumlah
harta atau materi yang saya miliki menjadi bertambah berkali-kali lipat, lho. Dan
tidak pula seperti cerita-cerita film atau sinetron. Di filem-filem yang pernah
saya lihat, saat kita menolong orang, seketika itun pula mendapatkan rejeki
dadakan. Jadi saat itu saya hanya berfikir bahwa komentar orang-orang itu belum
terbukti. Kata-kata tentang keberkahan memelihara kucing bagi saya saat itu hanya
sebagai kata-kata mutiara biasa.
Sampai suatu hari
ketika musim hujan tiba. Kucing-kucing saya
mendadak terkena flu menular bernama Distemper.
Penyakit itu sering disebut
sebagai “si pembunuh kucing nomer satu”. Dan yang menguras
emosi saya adalah ketika salah satu kucing kesayangan saya, Marsmelo,
tidak tertolong karena
penyakit flu ganas tersebut. Saya merasa sangat kehilangan, walaupun itu hanya
seekor kucing. Seminggu lamanya saya sangat sedih. Saya bertanya-tanya dalam
hati, mengapa kesedihan ini menimpa saya? Mengapa Allah mengambil salah satu kebahagiaan
dalam hidup saya? Dalam solat, saya terus
mencari jawabannya. Saya ingin mencari hikmah dari kesedihan
yang saya alami. Dan disitulah
saya menemukan hikmah dibalik kejadian menyedihkan ini. Akhirnya saya menyadari bahwa kucing adalah benar hewan yang membawa keberkahan
bagi setiap pemiliknya. Salah ingat
pelajaran dari salah satu dosen yang mengajarkan beberapa
makna tentang keberkahan. Berkah bukan selalu berarti penambahan dalam materi,
namun berkah dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang membawa kebahagiaan.
Dan mungkin inilah yang saya rasakan saat saya memelihara kucing. Memang
mereka tidak serta merta membuat saya menjadi kaya secara materi, namun yang
pasti mereka membawa kebahagiaan untuk saya dan keluarga. Dia, Marsmelo, hanya
seekor kucing kampung yang berusia tujuh bulan, Namun selama ia hidup
mendampingi saya dan keluarga, tingkah lakunya yang menggemaskan selalu membuat
keceriaan di hari-hari kami. Pernah
suatu kali saya tertimpa musibah yang membuat sayasangat bersedih. Namun
kesedihan itu bisa cepat hilang dengan melihat dan bermain Melo. Hati ini kembali
merasa tenang, bahagia dan bisa
ceria kembali.
Kematian Marsmelo membuat saya berpikir dan tersadar. Melo
dan kucing-kucing lainnya hanyalah seekor hewan yang tidak dikaruniai akal, namun bisa hidup untuk membahagiakan makhluk lainnya.
Lalu, bagaimana dengan kita, manusia ?
Manusia dikatakan makhluk sempurna, dianugrahi akal oleh Allah. Tapi apakah
kita selama hidup sudah bisa membahagiakan?
Selain itu saya juga
banyak membaca, bahwa kucing adalah salah satu binatang yang diistimewakan dalam Islam.
Kucing adalah binatang kesayangan Nabi Muhammad SAW. Nabi pun memiliki seekor
kucing yang sangat Beliau sayangi bernama Mueeza. Banyak hadist yang menyatakan
bahwa kucing sangat diistimewakan oleh Nabi. Nabi juga berpesan pasa para
sahabatnya untuk menyayangi kucing seperti layaknya anggota keluarganya
sendiri. Mengapa kucing sangat diistimawakan oleh Islam? Apakah ada manfaatnya
hewan ini sehingga sangat istimewa dibandingkan hewan lain? Dan ternyata saat
ini diketahui banyak manfaat yang didapat dari memelihara kucing, antara lain
adalah mencegah resiko penyakit jantung dan stroke. Hal ini dibuktikan saat emosi kita dalam keadaan puncak kemarahan atau kesedihan. Jika kita bermain
dengan seekor kucing akan membuat emosi kita segera mencair. Kelucuan
tingkahnya akan membuat kita tersenyum hingga akhirnya kita menjadi tenang
kembali.
Nah, ternyata kucing adalah hewan yang membawa manfaat untuk manusia.
Mereka hidup untuk membawa manfaat dan kebahagiaan. Pertanyaannya, apakah kita
hidup sudah membawa manfaat? Atau jangan-jangan selama hidup kita belum pernah
berpikir untuk menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain? Mungkin selama
ini kita hanya sibuk memikirkan kebahagiaan diri sendiri? Atau bahkan tak
jarang menuntut orang lain untuk terus memberikan kebahagiaan untuk kita. Jika
demikian, apakah berarti hidup kita kalah manfaat dengan seekor kucing?
Mulai saat ini, marilah
kita maju
selangkah dalam berpikir. Mungkin selama ini kita hanya berpikir tentang diri
kita sendiri. Mengapa kehidupan
saya seperti ini?
Mengapa saya selalu dizalimi seperti ini?
Mengapa nasib saya tidak seperti dia? Mengapa…?
Moms, sudah saatnya kita untuk menjadi pribadi mulia. Menjadi pribadi mulia dengan memikirkan hidup orang lain. Apa yang saya bisa lakukan saat ini? Apa yang saya bisa berikan untuk masa depan keluarga? Apa yang bisa saya kontribusikan untuk lingkungan saya? Apa yang bisa saya lakukan....?
Nabi kita, Muhammad, pun bersabda: “dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia..” (HR. Thabrani dan Daruquthi).
Moms, sudah saatnya kita untuk menjadi pribadi mulia. Menjadi pribadi mulia dengan memikirkan hidup orang lain. Apa yang saya bisa lakukan saat ini? Apa yang saya bisa berikan untuk masa depan keluarga? Apa yang bisa saya kontribusikan untuk lingkungan saya? Apa yang bisa saya lakukan....?
Nabi kita, Muhammad, pun bersabda: “dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia..” (HR. Thabrani dan Daruquthi).
*cuplikan dari buku saya "Undesperate Housewifes" (segera terbit)
0 Comments:
Post a Comment