Facebook

Thursday, April 16, 2015

Malu sama kucing


Semua pasti tau kan hewan lucu yang namanya kucing? Iya, kucing. Kenapa kucing sih? Sebelum menjelaskan lebih jauh hubungan pembahasan bab ini dengan kucing, saya mau bercerita dulu mengenai kucing-kucing kesayangan saya. Mereka adalah kucing-kucing yang lucu dan sangat saya sayangi. Ya, saya adalah seorang “cat lovers”. Di rumah ada banyak kucing. Mereka tidak saya beli dari toko hewan, melainkan mereka datang dengan sendirinya. Jika ada kucing yang datang pasti saya beri makan. Akhirnya mereka jadi betah tinggal di rumah.

Begitu sayangnya saya dengan  kucing-kucing itu. Sampai-sampai jika mereka sakit saya akan bawa ke dokter hewan. Makanan yang saya berikan juga tidak hanya ikan, namun juga makanan kucing kemasan. Saya memang memanjakan mereka layaknya kucing yang mahal. Padahal mereka hanya kucing kampung biasa.

Selama saya memelihara kucing, banyak orang yang berkomentar bahwa hal itu akan membawa keberkahan.  Saat itu saya hanya meng-Amin kan saja, dan tidak tahu pasti apa arti berkah itu sebenarmya. Karena terus terang sejak memelihara kucing, bukan berarti jumlah harta atau materi yang saya miliki menjadi bertambah berkali-kali lipat, lho. Dan tidak pula seperti cerita-cerita film atau sinetron. Di filem-filem yang pernah saya lihat, saat kita menolong orang, seketika itun pula mendapatkan rejeki dadakan. Jadi saat itu saya hanya berfikir bahwa komentar orang-orang itu belum terbukti. Kata-kata tentang keberkahan memelihara kucing bagi saya saat itu hanya sebagai kata-kata mutiara biasa.

Sampai suatu hari ketika musim hujan tiba. Kucing-kucing saya mendadak terkena flu menular bernama Distemper. Penyakit itu sering disebut sebagai “si pembunuh kucing nomer satu”.  Dan yang menguras emosi saya adalah ketika salah satu kucing kesayangan saya, Marsmelo, tidak tertolong karena penyakit flu ganas tersebut. Saya merasa sangat kehilangan, walaupun itu hanya seekor kucing. Seminggu lamanya saya sangat sedih. Saya bertanya-tanya dalam hati, mengapa kesedihan ini menimpa saya? Mengapa Allah mengambil salah satu kebahagiaan dalam hidup saya? Dalam solat, saya terus mencari jawabannya. Saya ingin mencari hikmah dari kesedihan yang saya alami. Dan disitulah saya menemukan hikmah dibalik kejadian menyedihkan ini.  Akhirnya saya menyadari bahwa kucing adalah benar hewan yang membawa keberkahan bagi setiap pemiliknya. Salah ingat pelajaran dari salah satu dosen yang mengajarkan beberapa makna tentang keberkahan. Berkah bukan selalu berarti penambahan dalam materi, namun berkah dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang membawa kebahagiaan.

Dan mungkin inilah yang saya rasakan saat saya memelihara kucing. Memang mereka tidak serta merta membuat saya menjadi kaya secara materi, namun yang pasti mereka membawa kebahagiaan untuk saya dan keluarga. Dia, Marsmelo, hanya seekor kucing kampung yang berusia tujuh bulan, Namun selama ia hidup mendampingi saya dan keluarga, tingkah lakunya yang menggemaskan selalu membuat keceriaan di hari-hari kami. Pernah suatu kali saya tertimpa musibah yang membuat sayasangat bersedih. Namun kesedihan itu bisa cepat hilang dengan melihat dan bermain Melo. Hati ini kembali merasa tenang, bahagia dan bisa ceria kembali.

Kematian Marsmelo membuat saya berpikir dan tersadar.  Melo dan kucing-kucing lainnya hanyalah seekor hewan yang tidak dikaruniai akal, namun bisa hidup untuk membahagiakan makhluk lainnya. Lalu, bagaimana dengan kita, manusia ? Manusia dikatakan makhluk sempurna, dianugrahi akal oleh Allah. Tapi apakah kita selama hidup sudah bisa membahagiakan?

Selain itu saya juga banyak membaca, bahwa kucing adalah salah satu binatang yang diistimewakan dalam Islam. Kucing adalah binatang kesayangan Nabi Muhammad SAW. Nabi pun memiliki seekor kucing yang sangat Beliau sayangi bernama Mueeza. Banyak hadist yang menyatakan bahwa kucing sangat diistimewakan oleh Nabi. Nabi juga berpesan pasa para sahabatnya untuk menyayangi kucing seperti layaknya anggota keluarganya sendiri. Mengapa kucing sangat diistimawakan oleh Islam? Apakah ada manfaatnya hewan ini sehingga sangat istimewa dibandingkan hewan lain? Dan ternyata saat ini diketahui banyak manfaat yang didapat dari memelihara kucing, antara lain adalah mencegah resiko penyakit jantung dan stroke. Hal ini dibuktikan saat emosi kita dalam keadaan puncak kemarahan atau kesedihan. Jika kita bermain dengan seekor kucing akan membuat emosi kita segera mencair. Kelucuan tingkahnya akan membuat kita tersenyum hingga akhirnya kita menjadi tenang kembali.

Nah, ternyata kucing adalah hewan yang membawa manfaat untuk manusia. Mereka hidup untuk membawa manfaat dan kebahagiaan. Pertanyaannya, apakah kita hidup sudah membawa manfaat? Atau jangan-jangan selama hidup kita belum pernah berpikir untuk menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain? Mungkin selama ini kita hanya sibuk memikirkan kebahagiaan diri sendiri? Atau bahkan tak jarang menuntut orang lain untuk terus memberikan kebahagiaan untuk kita. Jika demikian, apakah berarti hidup kita kalah manfaat dengan seekor kucing?

Mulai saat ini, marilah kita maju selangkah dalam berpikir. Mungkin selama ini kita hanya berpikir tentang diri kita sendiri. Mengapa kehidupan saya seperti ini? Mengapa saya selalu dizalimi seperti ini? Mengapa nasib saya tidak seperti dia? Mengapa…?

Moms, sudah saatnya kita untuk menjadi pribadi mulia. Menjadi pribadi mulia dengan memikirkan hidup orang lain. Apa yang saya bisa lakukan saat ini? Apa yang saya bisa berikan untuk masa depan keluarga? Apa yang bisa saya kontribusikan untuk lingkungan saya? Apa yang bisa saya lakukan....?

Nabi kita, Muhammad, pun bersabda: “dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia..” (HR. Thabrani dan Daruquthi).

So, Moms, yuk jadikan hidup kita penuh manfaat, Menjadi pribadi yang penuh manfaat, baik untuk diri kita sendiri terlebih untuk orang lain. Jika hidup tidak manfaat, malu dong sama kucing.


*cuplikan dari buku saya "Undesperate Housewifes" (segera terbit)

0 Comments:

Post a Comment