Facebook

Tuesday, November 21, 2017

Indahnya Berbagi

Berbagi, apapun itu bentuk dan caranya, tetaplah menjadi suatu kebaikan. 

Berbagi melalui ilmu, pengalaman, waktu, tenaga, kata-kata, tulisan dan masih banyak bentuk lainnya dalam berbagi. Dengan cara mengajar, mendengarkan curhat, sharing dengan chating, memotivasi via telepon, menulis buku dan artikel, serta masih banyak lagi bentuk lainnya dalam berbagi. 

Tak ada batasan bentuk dalam berbagi. Tak ada cara baku yang dilakukan untuk berbagi. Tak perlu mencapai batasan ilmu, pengalaman atau profesi tertentu untuk berbagi. Tak perlu batasan jabatan, materi atau kekayaan tertentu untuk berbagi. 

Berbagi adalah hak semua manusia. Baik itu banyak ataupun sedikit. Baik itu dianggap bernilai ataupun dianggap tidak bernilai. Baik itu diniatkan ataupun tak diniatkan. Baik itu secara terang2an maupun secara sembunyi2.

Jangan pernah berpikir untuk tidak bisa berbagi. Karena sesuatu yang belum kita miliki. Dan jangan pernah kecewa dengan diri sendiri, karena belum sempat berbagi. Bisa jadi persepsi berbagi yang kita miliki saat ini adalah terlalu tinggi. Harus mencapai batasan tertentu baru bisa berbagi. 

Tidak harus semua yang indah dan sempurna yang dapat digunakan untuk berbagi. Melainkan sesuatu yang bermanfaatlah yang bisa jadi dibutuhkan untuk berbagi. Bahkan pengalaman buruk sekali pun, jika menjadi manfaat orang lain untuk berkaca, maka itu pun bisa sebagai bentuk untuk berbagi. 

Mulailah menggali diri, untuk mencari. Apa yang kita bisa beri untuk berbagi. Yakinlah bahwa dalam setiap diri, ada sesuatu yang bisa untuk berbagi. Mulailah berpikir sederhana. Melihat potensi diri. Tak harus melihat potensi orang lain. Mulailah dari sedikit, dan akhirnya bisa berbagi sebukit. 

Jika saat ini hanya sebuah senyum dan kata yang kita miliki. Maka bisa jadi saat ini hal itulah yang sangat diperlukan orang di sekitar kita. Just keep smile and keep doing good. Tidak ada suatu kebaikan yang sia2. 

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membalas segala bentuk kebaikan yang kita lakukan. Yakinlah semua kebaikan akan mendatangkan kebaikan pula  di dunia dan di akhirat. InsyaAllah, Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 
Wallahu'alam. 

Selamat pagi sahabat
Wassalamualaikum. 

Reni. K. Ashuri 
Sharia Financial and Business Coach 

Thursday, November 9, 2017

Mengukur Kadar Bahagia



Kadar bahagia setiap orang itu relatif. Ada yang bisa keluar negeri setiap bulan, baru bahagia. Ada yang bisa beli tas dan sepatu baru setiap bulan, baru bahagia. Ada yang punya barang bermerk terkenal, baru bahagia. Atau ada juga orang yang harus memiliki tabungan milyaran dulu, baru bahagia.

Tapi ada juga, orang yang bisa makan sekali sehari saja, sudah bahagia. Ada orang yang asal ada uang sepuluh ribu rupiah di dompet nya setiap harinya, sudah bahagia. Dan ada orang yang sehat saja sudah bahagia, walaupun dia tidak memiliki kekayaan. Malah ada orang yang jika sang suaminya tidak berulah lagi, itu sudah merupakan kebahagiaan. Mungkin saking seringnya sang istri ini dizalimi. 

Kadar bahagia setiap orang ini,  dipengaruhi oleh nilai2 kehidupan yang dimiliki. Nilai2 kehidupan yang terbentuk oleh lingkungan. Yang selama ini memberikan pengaruh besar dalam hidupnya. Lingkungan yang mempengaruhi pola pikir, perilaku, kebiasaan dan ujung2nya menjadi budaya. Maka kadar kebahagiaan seseorang pun bisa saja berubah. Semua tergantung kembali kepada lingkungan baru, yang terbentuk secara terus menerus. 

Sebuah peristiwa kehidupan yang dialami seseorang, sangat mungkin membuat kehidupannya berubah total. Contohnya jika seseorang memiliki lingkungan yang hedonis. Lalu karena suatu peristiwa yang membuat ia bangkrut, hingga akhirnya ia harus hidup secara pas2an. Dan jika kondisi perubahan ini berlangsung terus menerus, maka akan membuat nilai2 kehidupan orang tsb pun berubah. Mungkin menjadi hemat dan penuh perhitungan. Walaupun awalnya adalah terpaksa karena kondisi yang ada. 

Dan ketika nilai2 kehidupan berubah, perilaku terhadap kehidupan akan berubah. Yang awalnya (saat bergelimang harta) selalu belanja setiap hari. Ibarat tak bahagia jika tak belanja. Bisa jadi, saat tak ada lagi harta, ia terpaksa menurunkan standar hidupnya. Kondisi ini menjadi biasa untuknya. Hingga tak lagi ia terbiasa berbelanja. Maka, kadar kebahagiaannya pun berubah. Dari yang awalnya harta, bisa jadi saat ini, sehat pun sudah disyukuri olehnya. 

Sahabat, segala peristiwa yang membuat perubahan hidup seseorang, tak lepas dari rencana Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tak ada seorang pun yang bisa menebak apa yang akan terjadi. Hal ini terjadi mungkin untuk mencuci dosa2 yang telah manusia perbuat. Ataupun mungkin karena ujian kenaikan level keimanan. Yang membuat hamba-Nya semakin tawaddu'. 

Berprasangka baik pada Allah, adalah hal yang wajib kita lakukan. Bahwa apapun yang terjadi, pasti ada hikmah terbaik untuk hamba-Nya. Bisa jadi, keterpurukan sesaat yang terjadi adalah karena Allah ingin mengangkat derajat hamba-Nya. Mungkin dimata manusia kita 'terlihat' jatuh didunia. Namun bisa jadi dimata Allah, justru terlihat kenaikan tingkat untuk diakhirat. Dan sesungguhnya hanya Allah-lah sebaik2 penilai. 

Tak ada sesuatu yang sia2. Segala peristiwa pasti ada maksud, tujuan dan hikmah. Untuk orang-orang yang sabar dan berpikir. Tetap semangat, penuh keyakinan. Just keep doing good. Ciptakan lingkungan yang penuh keberkahan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan, dalam setiap urusan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam 

Selamat pagi sahabat... 😊😊
Salam Kamis Optimis....✊✊

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial and Business Coach 

#KonsepBersyukur 
#TidakAdaSesuatuYangSia-sia
#BukuUndesperateHousewife