Facebook

Saturday, December 30, 2017

Mencintaimu Karena Alloh, Is it True??



Saat kita sedang senang, bahagia, berbunga2 dengan pasangan. Seakan2 dunia penuh cinta. Maka tak jarang saat itu banyak yang memposting suasana kebahagiaan itu. Tak ada yang salah memang. Namun ada yang menggelitik saat melihat postingan foto dengan tulisan : MENCINTAIMU KARENA ALLOH. 

Ya, betul. Hal itu menjadi suatu pertanyaan yang menjadi perlu jawaban, perlu penjabaran, dan perlu pemahaman. Bagaimana 'mencintai karena Alloh' itu sebenarnya. Bagaimana prilaku nilai tersebut secara nyata. 

Jika kita bahagia, atau lebih tepatnya dibahagiakan oleh pasangan. Dengan tercukupinya nafkah, materi dan kesetiaan yang sempurna. Serta pasangan selalu memberikan kejutan2 bahagia. Memanjakan dengan terpenuhinya segala keinginan. Dan selalu membisikkan kata2 manis. Yang seringkali kesemuanya itu dibalut perjalanan romantis keseluruh penjuru dunia. Tentu saja, sebagai pasangan akan merasa tersanjung. Semakin cinta dan bahagia. Seakan tak ingin waktu bersamanya berlalu. 

Yang menjadi titik tanya adalah, apakah dengan kondisi bahagia diatas, seseorang menjadi bisa objektif menilai. Bahwa ia mencintai pasangannya karena Alloh. Atau, jangan2 sebenarnya ia mencintai pasangannya karena segala sesuatu yang berlimpah, yang saat itu diberikan? Dengan kata lain, karena kehidupan yang saat itu penuh kesempurnaan dunia? Entahlah. Semua akhirnya akan menjadi bias. 

Lalu, bagaimana prilaku 'mencintai karena Alloh' itu sesungguhnya?

Bayangkanlah. Bagaimana jika pasangan yang sempurna tersebut, tiba-tiba tak bisa lagi memberikan semua kesempurnaan itu? Alloh Maha Kuasa. Alloh Maha Berkehendak. Jika Alloh ingin menguji kekuatan cinta hamba kepada-Nya, maka bisa saja dibaliklah segala kesempurnaan itu. Dengan segala kehidupan yang sempit di dunia. 

Ya. Saat pasangan tak lagi sanggup menjalankan kewajiban. Jatuh terpuruk, tak sanggup menafkahi. Apalagi untuk memenuhi segala keinginan. Bahkan ia justru mulai melakukan kezaliman. Menyakiti lahir batin secara terus menerus. Namun saat itu tak ada pilihan selain tetap bertahan. Demi alasan apapun yang menjadi pilihan. 

Maka, bisakah kita kemudian memaafkan. Bisakah kita kemudian tetap bertahan. Bisakah kita kemudian tetap mendampingi. Atau bahkan bisakah kita kemudian justru mensupportnya, mendukungnya. Mungkin dengan sebuah tujuan dan harapan, bahwa pasangan akan kembali kejalan yang benar. Selalu berharap agar itu masih bisa. 

Bisakah saat itu kita menjadi ikhlas. Menjalankan kewajiban untuk tetap memberikan haknya. Setelah semua hal kezaliman yang telah bahkan masih terus dilakukannya? 
Bisakah? Sanggupkah? 

Saat itu hati dan pikiran kita dituntut untuk selalu positif. Selalu ikhlas walaupun itu tak mudah. Tetap menjalankan tanggung jawab  walaupun itu bisa jadi menyakitkan. Tetap sabar walaupun tahu, bahwa itu tak mungkin sempurna. 

Dan, semua hal ini kita tetap lakukan. Semata2 untuk mendapatkan ridho Alloh. Menjadikan ujian dan kezaliman yang tak henti2 itu, sebagai ladang ibadah kepada Alloh. Menjadikan semua kesakitan itu, sebagai sumber ridho Alloh menuju surgaNya. 
Bisakah? Sanggupkah? 

Karena bisa jadi sebaliknya. Saat seorang hamba benar-benar mencintai karena Alloh. Hal itu justru tak sanggup terucap dari bibirnya. Tak sanggup ia mengeluarkan kata itu dari mulutnya. Apalagi terpikir untuk memperlihatkan rasa itu, di media yang semua orang menjadi tahu. 

Dan pada kenyataannya, bisa jadi saat benar-benar mencintai karena Alloh, segala rasa itu hanya menjadi himpitan dalam dadanya. Yang terus menerus sesakkan dada, hingga tak sadar airmatanya akan mengalir. Tanda kepasrahan kepadaNya. 

So, kembali lagi. Saat rasa 'mencintai karena Alloh' itu terucap, terpampang nyata dan bahkan tergembar gembor. Maka pertanyaannya, apakah benar-benar rasa itu karena Alloh. Ataukah hanya karena kebahagiaan dunia sesaat, yang sedang membuncah semata?

Maka bagaimana perilaku nilai 'mencintai karena Alloh' itu sesungguhnya. Sejatinya semua itu kembali kepada keyakinan masing2 diri manusia. Ya. Semua jawaban ada di tiap hati seorang hamba. 

Sesungguhnya Alloh akan tahu, jawaban sebenar2nya setiap nurani manusia. Karena sungguh, Alloh Maha Mengetahui atas segala sesuatu. 

Salam Jumat penuh berkah. 
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memberikan kita kekuatan. Untuk istiqomah dalam menjaga setiap niat kebaikan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam. 
Wassalamualaikum,

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

Monday, December 18, 2017

ENTREPRENEUR ATAU KOMEDIAN??



Banyak orang yang (ngakunya) pengusaha, atau istilah kerennya 'entrepreneur'. Yang punya kelakuan lucu2 (termasuk saya, bisa jadi 😂😂).

Coba aja, gimana nggak lucu... 

Mau tambah maju, tapi males tambah langkah. 
Mau nambah omset, tapi males nambah mikir dan ngerjain strategi. 
Mau nambah keuntungan, tapi males nambah mikir dan ngerjain keuangan. 
Mau nambah pinter dan 'expert' di usaha, tapi males nambah mikir dan ngerjain A to Z stepnya. 
Mau punya bisnis sendiri, tapi males mikir dan yang ngerjain semua adalah orang lain. 
Mau sukses seperti orang yang sudah sukses, tapi males ngalamin jatuh bangun serta kerja kerasnya (kalo perlu bilang: amit2 deh 😂).

Lanjut lucunya.... 
Mau jadi orang yang bisa selalu memberi, tapi banyakan malah minta yang gratisan 😂. 
Mau dapat energi positif banyak, tapi males sebar energi positif yang banyak. 
Mau nambah rejeki, tapi males nambah kualitas ibadah. 

Well, intinya sih... 
Mau berubah dari hasil A menjadi hasil yang B. Tapi 'mager'. Alias males gerak, karena pada posisi nyaman.

Tetep 'keukeuh' pada value dan behavior yang A. Males, atau nggak mau ngerubah value dan behavior ke B.

Eta terangkanlah, kumaha ieeu' ?? 😂😂

Banyakan kita2 ini, maunya 'sim salabim'. Bisnis pengennya kaya main sulap. Cepet dan perfecto hasilnya. Tanpa banyak mikir dan usaha keras. Yess, Ciamik 😎👌. Kalo perlu, bisnis kaya ngerebus mie instan. Lima menit, hasilnya udah bisa dinikmati. Hmmm.... Yummiiii 😍😍. 

Gimana, prens? Lucu, kan?? 
Ya, itulah kenyataannya. Mungkin ada baiknya kita perlu berpikir ulang. Apakah kita ini mau jadi 'the real entrepreneur'. Yang memang harus mau nggak mau, suka nggak suka, 'emang kudu banyak mikir dan kerja. Ataukah kita mau jadi komedian aja. Yang mengerjakan sesuatu menjadi lucu dan hasilnya bisa membuat orang lain tertawa. 

So, sahabat. 
Di penghujung tahun ini. Marilah kita renungkan dan review kembali. Apa tujuan kita. Kemana kita hendak melangkah. Dan apa saja nilai2 hidup serta perilaku, yang 'wajib' diubah. Semua ini dilandasi niat, untuk mencapai tujuan/cita2, sesuai yang diharapkan. 

Islam pun telah mengajarkan bahwa jika kita mau mengubah nasib. Maka manusia itu sendirilah yang harus mengubahnya, bukan orang lain. 

".... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (QS: Ar Ra'd : 11)

Bismillaah. Tetap semangat berbisnis, sahabat. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan dan keberkahan, disetiap langkah kita menuju kebaikan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Salam penuh keberkahan. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach 
Http://coachreni.blogspot.co.id 

#BusinessPurpose 
#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#BerbisnisDenganHati 
#BusinessValue 
#BusinessCoaching 
#NiatYangKuatJurus1 
#BukuUndesperateHousewife

Friday, December 15, 2017

Peranmu, Kewajibanmu, Ibadahmu

"Kerjakan yang wajib, baru mengerjakan yang sunah. Jangan terbalik, mengerjakan yang sunah, tapi meninggalkan yang wajib".

Sahabat.... 
Fokus pada peran utama di dunia. Itu menjadi hal yang penting. Karena disitulah terdapat kewajiban utama kita, yang harus dilaksanakan. 

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...." (QS. At Tahrim :6). 

Ya, peran dan kewajiban utama kita adalah terhadap diri dan keluarga. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan keluarga. That's important things we should do first. 

Namun terkadang kita lupa, akan peran dan kewajiban utama ini. Justru kadang bertanggung jawab terhadap hal2 lain diluar tanggung jawab utama kita. 

Mengapa menunaikan kewajiban utama menjadi penting?  

Karena dalam kewajiban utama yang kita emban, sejatinya ber-irisan kuat dengan hak2 orang terdekat, yang wajib kita berikan. 

"Saat seorang hamba melalaikan kewajibannya, maka saat itu pula ia dalam kondisi melakukan perbuatan kezaliman". 

Menzalimi diri sendiri ataupun menzalimi orang lain. Menzalimi keluarga dan orang2 terdekatnya. Melakukan abai, terhadap hak orang2 yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga seringkali membuat mereka kecewa, sedih serta tersakiti. 

Padahal hampir seluruh manusia di dunia ini sadar dan tak memungkiri. Bahwa berbuat zalim adalah hal yang sangat dilarang oleh Tuhan, Alloh Subhanahu wa Ta'ala. 

Maka tunaikanlah kewajiban pada diri dan keluarga. Sebelum menunaikan kewajiban terhadap orang lain. Karena sesungguhnya, hal itulah yang akan menjadi prioritas pertanggungjawaban seorang manusia, kelak dihadapan-Nya. 

Sahabat... 
Tetaplah semangat untuk terus bertumbuh. Menjadi manusia yang selalu lebih baik. InsyaAlloh, tidak ada sesuatu yang sia2. Just keep doing good. 

Semoga Alloh selalu memberikan kemudahan dan kekuatan. Untuk selalu fokus pada peran dan tanggung jawab kita di dunia. Yang tak lain dan tak bukan, adalah merupakan bentuk ibadah seorang hamba kepada Tuhannya. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam. 

Selamat pagi, sahabat. 
Salam Jumat penuh berkah. 
Selamat beraktifitas. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#SelfReminder 
#PeranMuIbadahMu
#TabunganEnergiPositif 
#TebarKebajikanTuaiKebaikan 
#BlessingEcosystem 
#SharingSyariah

Thursday, December 14, 2017

Membaca Dengan Hati

Iqra... 
Bacalah.... 
Membaca dengan hati.... 

Mengapa Alloh menciptakan dua mata, dua telinga dan hanya satu mulut?

Karena Alloh ingin agar hambanya lebih banyak melihat (dengan hati), lebih banyak mendengar (dengan hati), dan lebih sedikit berbicara (berbicaralah yang baik atau diam).
 
Dan... 

Mengapa Alloh menciptakan leher yang hanya bisa berputar ke kanan dan kiri, dan tidak bisa berputar kebelakang?

Karena Alloh ingin agar hambanya selalu melihat lurus ke depan (berpikir masa depan), dan tak lagi fokus kebelakang (terus menerus berpikir masa lalu). 

Sahabat... 
Teruslah menebar manfaat. Bersyukur atas sekecil apapun nikmat yang telah kita dapat. Semoga kita dapat selalu belajar dari pengalaman. Dan dapat memetik hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Aamiin, InsyaAlloh. 

Keep spirit. Keep on your big dreams. And let's Move On ! 💪💪💪  
Bismillaah.... 

Quote of the day :
"The beautiful journey of today can only begin when we learn to let go of yesterday ~ Steve Maraboli". 

Selamat pagi sahabat, 
Selamat beraktifitas, 
Just keep doing good, 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#SelfReminder #MoveOn #ThinkBig 
#BigDreams #OutOfTheBox #BusinessPurpose #BusinessValue #BusinessCoaching #BisnisBerkahSesuaiSyariah #KonsepBersyukur
#BukuUndesperateHouseWife

DIRIMU, LISANMU DAN GORESAN TANGANMU



Tak melihat seberapa hebat jabatan seorang hamba...
Tak melihat seberapa tinggi jenjang pendidikan seorang hamba...
Tak melihat seberapa banyak kekayaan seorang hamba... 
Tak melihat seberapa cantik dan tampannya seorang hamba... 
Tak melihat seberapa terkenalnya seorang hamba... 
Tak melihat seberapa dalam ilmu agama seorang hamba.... 

Jika yang terucap darinya hanyalah cercaan... 
Jika lisannya hanya mampu melepas makian... 
Jika pikiran dan hatinya hanya dipenuhi amarah dan dendam....

Dan.... 
Ketika tak mampu lagi lisannya mengucap kata2 indah dan menyejukkan... 
Ketika tak mampu lagi mulutnya terbuka dengan suara penuh makna... 
Ketika tak mampu lagi nafsu amarahnya teredam iman dan logika... 

Maka sejatinya... 
Saat itu ia telah binasa, tak lagi berharga, dimata banyak manusia... 

Tak ada lagi yang memandangnya sebagai orang pandai dan terpelajar... 
Tak ada lagi yang memandangnya sebagai orang bijak dan ber-etika.... 
Tak ada lagi yang memandangnya sebagai seorang yang hebat, makmur dan kaya raya... 
Tak ada lagi yang memandangnya sebagai orang yang rupawan dan berwawasan... 
Dan tak ada lagi yang memandangnya sebagai orang yang patut dipandang.... 

Semua itu karena lisan, ucapan, pikiran, serta hatinya.Yang hanya diliputi rasa ego, amarah, dendam dan pembalasan semata... 

Sejatinya.. 
Lisan ini...
Dan juga goresan tangan ini... 
Adalah potret diri...
Adalah akhlak diri...
Adalah cermin diri... 
Yang sebenar2nya... 

Jangan jadikan kata2 serta goresan2 tangan ini. Menyakiti banyak saudara dan sahabat lainnya. Yang tak pernah 'menyerang'. Yang tak pernah menzolimi. Bahkan mungkin selama ini, mereka justru menghormati dan menghargai, dengan penuh ketulusan.

Sahabat... 
Sejatinya kita semua tahu. Bahwa sebagai hamba-Nya, wajib untuk kita menjaga mata hati, pikiran dan ucapan serta goresan tangan kita. Dari hal-hal buruk, yang membawa dampak kenistaan pada diri kita sendiri. 

Sungguh, Alloh itu Maha Indah, dan menyukai keindahan. Alloh itu Maha Lembut, dan menyukai kelembutan. Sampaikanlah nasihatmu, kegalauanmu, kekesalanmu. Dengan penuh keindahan dan kelembutan. Dengan sebuah karya yang indah dan penuh kesan. 

Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Alloh. Semoga kita semua mendapatkan pengampunan dari-Nya. Dan semoga kita dijaga oleh-Nya. Untuk selalu istiqomah, dalam menjaga keindahan lisan dan kelembutan hati. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Wallahu'alam. 

Love you all, my friends. 
Just keep doing good. 
Doa terbaik untuk sahabatku semua. 

Happy Sunday. 
Wassalamualaikum. 

RKA 101217....


#SelfReminder
#BerkataDenganHati
#TabunganEnergiPositif 
#TebarKebajikanTuaiKebaikan 
#BlessingEcosystem
#KaidahEmas

Saturday, December 9, 2017

TRUST

Saat nasihat tak lagi ringan terucap, dalam setiap kata....
Pertanda tak lagi ada rasa percaya, dalam dada dan logika... 

IT'S ALL ABOUT 'TRUST' 

Hati2 dengan 'diam'. Karena diam, bisa memiliki beberapa arti. Diam, karena memang tak dapat berbicara. Diam, karena tak tahu harus bicara apa. Atau diam, karena malas berbicara.

Ya, diam karena malas berbicara, untuk alasan menghindari konflik. Hal terakhir inilah yang perlu diwaspadai. Baik dalam bisnis maupun dalam keluarga. 

Dimana, diamnya seseorang bukan karena ia tak tahu. Tapi diamnya seseorang seringkali karena tak lagi ada rasa percaya. "Percuma deh, ngomong. Gak bakal juga didenger". Atau... "Ngapainlah ngomong, ujung2nya juga bakal gak berubah". 

Kondisi demikian seringkali terjadi. Orang2 yang menjadi makmum/bawahannya, akan cenderung diam. Bukan karena 'segan' dan kagum dengan wibawa imam/pemimpinnya. Melainkan karena 'malas bicara', untuk menghindari konflik dengan sang pemimpin. 

Bagi anda yang saat ini diamanahkan untuk menjadi seorang pemimpin/leader/imam. Baik dalam bisnis maupun dalam keluarga. Maka hati2lah dengan diamnya mereka, yang berada dibawah tanggungjawabmu. 

Mulai introspeksi diri anda sebagai pemimpin. Jangan2 TRUST mereka telah hilang, pada diri anda. Tak ada lagi rasa percaya mereka kepada anda, sebagai pemimpinnya. 

Well, sahabat. Semua jawaban itu hanya andalah yang bisa menjawab. Jika anda mau dan mampu melihat dengan hati dan logika. 

Sesungguhnya, memang tak mudah menjadi seorang pemimpin. Karena setiap pemimpin mempunyai kewajiban dan tanggung jawab. 

Dan sebagai hamba yang beriman. Maka kita wajib yakin dan percaya. Bahwa kelak akan datang suatu masa. Yang mempertemukan manusia dengan Tuhannya.

Dan pada saat itu, setiap manusia akan berbicara untuk bertanggung jawab. Atas segala yang telah diamanahkan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, kepadanya.

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya...."
(Hadist Riwayat Bukhari).

 Wallahu'alam.

Happy weekend, sahabat. 
Tetap semangat berbisnis. 
Stay healthy and always be positive.
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#BerbisnisDenganHati
#BusinessCoaching 
#5DysfunctionOfTeam

Friday, December 8, 2017

Akad Kerjasama, Pusing apa Penting?


Dear sahabat. 
Kalau mendengar kata 'akad kerjasama', apa yang langsung terpikir dalam benak anda? Langsung pusing mikirinnya, atau buat anda, menjadi penting untuk diterapkan? 

Dari pengalaman menangani beberapa kasus bisnis. Baik pada start up maupun bisnis yang telah berjalan, mulai dari 5 sampai 20 tahun. Dan pengalaman pribadi, sebagai pelaku bisnis umkm selama belasan tahun. Ada satu hal menarik yang bisa kita petik sebagai pelajaran berharga. 

Hampir semua pebisnis yang melakukan business diagnostic. Terjadi konflik dengan investor. Konflik dengan saudara atau dengan sahabatnya sendiri. Atau terjadi hal2 yang tidak diinginkan lain. Kebanyakan disebabkan karena tidak jelasnya tujuan bisnis. Khususnya karena ketiadaan kejelasan akad, pada awal perjanjian bisnis. 

Sahabat, ada satu pertanyaan yang biasa kami tanyakan kepada mereka. "Anda mau bisnis yang anda miliki ini hanya bertahan 1 atau 2 tahun kedepan. Atau ingin bisnis ini untuk selamanya, bahkan bisa diwariskan?" 

Ya, pertanyaan ini menjadi penting. Karena banyak orang berpikir: "yang penting jalan dulu", "kagak usah banyak mikir yang penting action", "bisnis itu nggak usah ribed dan bikin pusing", dsb. 

Memang untuk bisnis yang hanya niat asal jalan dan asal bertahan beberapa tahun saja. Atau bisnis, "yang penting dapet duit!". Maka pikiran2 diatas menjadi sah2 saja anda miliki. Namun jika anda berpikir bisnis untuk jangka panjang, maka sejatinya berpikirlah juga untuk lebih panjang kedepan. 

Seorang pebisnis dituntut untuk memiliki pandangan visioner. Sebuah pandangan yang 'jauuuuuh' kedepan. Dan perlu untuk menjadikan jelas 'jalan' atau 'karpet merah' menuju tujuan. Oleh karenanya, untuk memastikan hal tsb tetap berjalan sesuai harapan awal, maka diperlukanlah sebuah komitmen. 

Terlebih untuk mereka yang menjalankan bisnis dengan orang lain. Diperlukan sebuah komitmen berupa sebuah 'akad perjanjian yang jelas'. Dan ditambahkan 'sesuai syariah'. Yang hal ini menjadi wajib, jika anda adalah seorang muslim. 

Ya, akad kerjasama yang jelas adalah wajib bagi muslim. Karena untuk menghindari muamalah yang mengandung GHARAR (ketidak jelasan). Yang mana menjadi haram hukumnya jika hal ini terjadi. 

Dimana tujuan syariat tsb semata2 adalah untuk kepentingan manusia. Yaitu untuk menghindari terjadinya konflik, kezaliman, dan perpecahan, antar sesama manusia. 

Dear, sahabat. 
Tentunya kita ingin bisnis kita langgeng sampai kapanpun. Dan tentunya kita tak ingin ada perpecahan dengan sesama manusia. Terlebih jika itu dengan keluarga atau sahabat, bukan?? 

Maka, mulailah berpikir untuk membuat jelas segalanya diawal. Buatlah akad2 perjanjian sejelas2nya  dan sesuai syariat-Nya. InsyaAllah, demi menghindari terjadinya hal2 yang tidak diinginkan kedepannya. Dan yang pasti adalah dalam rangka menunaikan kewajiban dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala. 

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu" (QS al Maidah:1).

So, sahabat. 
Masih berpikir "gak mau pusing buat akad yang jelas" , atau mau mulai berpikir "penting untuk sebuah akad" ? Well, semua pilihan dan keputusan balik kepada anda. Karena anda sendirilah yang akan bertanggung jawab terhadap apa yang anda lakukan.

Wallahu'alam. 

Tetap semangat berbisnis, sahabat. Just keep doing good. Semoga diberikan kemudahan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala dijalan kebaikan. Sehat, sukses dan bahagia untuk sahabat semua. Barakallahu fiikum. 

Selamat pagi sahabat, 
Salam Jumat penuh berkah, 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 

#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#EkonomiSyariah 
#BerbisnisDenganHati 
#BusinessPurpose
#BusinessValue 
#BusinessCoaching 
#NiatYangKuatJurus1
#BukuUndesperateHousewife

Suatu Sore di Jalan Baru, Bogor.


Macet. Stuck. Tak bergerak. 
Namun, keruwetan jalan ini, Insyaallah hanyalah untuk sementara. Untuk niat dan tujuan yang pasti jauh lebih baik. Ya, pastinya harapannya adalah kenyamanan lebih untuk para pengguna jalan itu sendiri, dengan adanya fly over. 

Sama halnya dengan bisnis. Jika ingin bisnis kita saat ini menjadi jauh lebih baik kedepan. Mempunyai cita-cita yang lebih jelas dan nyata. Maka bisa jadi diperlukan pengorbanan. Keluarlah dari zona nyaman. Memperbaiki apa yang harus diperbaiki. 

Memang, akan menjadi suatu kerja lebih, sementara waktu. Ya, karena saat itu akan banyak memperbaiki sistem. Tapi, jika hal ini membuat bisnis kita lebih nyaman kedepannya. Mengapa tidak?

Sometimes we need to be sacrifice for something bigger. 

Berikan lebih, untuk mendapatkan lebih. 
Berikan banyak, untuk mendapatkan yang banyak.

Selamat sore, sahabat. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach

#BisnisBerkahSesuaiSyariah
#BerbisnisDenganHati
#BusinessValue
#BusinessCoaching
#TidakAdaSesuatuYangSia2
#BukuUndesperateHousewife

Tips awet muda ala Coach Reni



Kecilkan masalahmu.

But, how?? 

Cara memperkecil masalah adalah: Perbesar Mimpimu. 

Dan...
Atur action plan berikut action step untuk mencapainya.

Niscaya pusing kepala untuk mengejar mimpimu, akan lebih besar ketimbang pusing mikirin masalahmu.

Just do it. And believe me, It works!
😁👌😁👌😁👌

Salam pagi, sahabat.
Salam Rabu menggebu.
Tetap semangat menebar manfaat.
Wassalamualaikum.

Reni.K. Ashuri
Sharia Financial & Business Coach

Sunday, December 3, 2017

PERANMU KEWAJIBANMU

*Sepenggal Kisah (bukan) Teladan*



"Ooo...jadi gitu, ya! Kalian tak memerlukan saya lagi. Buktinya tanpa saya, kalian tetap tenang2 saja. Tetap hidup dan beraktivitas seperti biasa saja. Kalian juga tak berusaha mencari saya!". 

Itulah sepenggal kalimat dari Pak Lalijiwo. Seorang kepala keluarga, yang sempat beberapa hari meninggalkan rumah. Meninggalkan istri dan anak-anaknya. Bukan karena bekerja. Namun karena ia marah, lantaran ditegur sang istri, untuk memberikan contoh yang baik kepada anaknya. 

Saat ia kembali ke rumahnya. Setelah hampir seminggu lamanya ia 'minggat'. Ia melihat keluarganya tak seperti kesulitan mengerjakan semua kerjaan rumah. Bukannya meminta maaf, malah ia berpikir bahwa keluarganya tak memerlukannya lagi. Dan ia pun menyalahkan keluarganya, dengan mengatakan bahwa tak ada guna lagi ia berada di keluarga ini. 

Well, sahabat. Sepenggal kisah yang bukan kisah teladan tadi, adalah kisah nyata. Yang sering ditemukan ditengah masyarakat. Ya, masyarakat ini banyak kehilangan figur kepala keluarga teladan. Seperti halnya Pak Lalijiwo ini. 

Dia (Pak Lalijiwo) pikir, dengan ia pergi, maka keluarganya akan kelabakan. Akan kebingungan. Bahkan ia pikir keluarganya tak bisa melanjutkan hidupnya. Please, deh. 'Nggak juga seperti itu kenyataannya, bukan??

So, bagi siapa pun anda yang pernah berpikir sama dengan beliau (Pak Lalijiwo). Mohon berpikir ulang. Bahwa hidup ini tak hanya bergantung pada seorang manusia. Hidup ini tak lantas harus berhenti hanya karena seorang
 manusia, yang lari dari tanggung jawabnya. 'Life must go on' , bro. Walaupun kondisi sesulit apapun, keluargamu akan tetap bertahan untuk tetap hidup. Dan akan tetap beraktivitas secara nyata.

Sahabat.... 
Baliklah cara berpikir kita. Bahwa bukan keluarga yang membutuhkan kita. Melainkan kitalah yang membutuhkan keluarga. Ya. Kita membutuhkan keluarga! Sebagai ladang untuk menunaikan kewajiban2 kita. Kewajiban terhadap peran2 kita di dunia. 

Bukan kewajiban mereka (keluarga) untuk 'mengemis' demi mendapatkan hak, dari 'peran' kita. Namun sekali lagi, justru karena kitalah yang dituntut untuk menunaikan kewajiban atas hak2 mereka. 

Catatlah hal ini sekali lagi:
"Keluarga akan menghargai anda. Jika anda menghargai mereka. Dan keluarga akan menganggap anda berdaya. Jika anda memang berdaya untuk mereka". 

Mulailah berpikir. Bahwa hakekat hidup di dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Maka seyogyanya tak lagi ada kata kecewa  karena sebuah pengharapan yang tak terpenuhi. Jika kita selalu ingat, bahwa apapun yang kita lakukan di dunia ini adalah dalam rangka mengerjakan kewajiban dari Tuhan Yang Esa. 

Astaghfirullaah....
Semoga kita semua diberikan ampunan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan diberikan kemudahan untuk menjalankan peran di dunia ini dengan sebaik2nya. Dan semoga kita diberikan kemampuan untuk selalu ikhlas mengerjakan segala perbuatan baik, atas nama kewajiban. Aamiin, InsyaAllah. 

Karena sejatinya, segala tanggung jawab yang kita lakukan di dunia, tak lain dan tak bukan adalah sebagai bentuk ibadah, yang diperintahkan oleh-Nya. Sebagai alasan mengapa manusia diciptakan.

Wallahu'alam.

Salam Malam Jumat Barokah 😁

Reni.K. Ashuri
Sharia Financia & Business Coach
Coachreni.blogspot.co.id