Facebook

Sunday, December 3, 2017

PERANMU KEWAJIBANMU

*Sepenggal Kisah (bukan) Teladan*



"Ooo...jadi gitu, ya! Kalian tak memerlukan saya lagi. Buktinya tanpa saya, kalian tetap tenang2 saja. Tetap hidup dan beraktivitas seperti biasa saja. Kalian juga tak berusaha mencari saya!". 

Itulah sepenggal kalimat dari Pak Lalijiwo. Seorang kepala keluarga, yang sempat beberapa hari meninggalkan rumah. Meninggalkan istri dan anak-anaknya. Bukan karena bekerja. Namun karena ia marah, lantaran ditegur sang istri, untuk memberikan contoh yang baik kepada anaknya. 

Saat ia kembali ke rumahnya. Setelah hampir seminggu lamanya ia 'minggat'. Ia melihat keluarganya tak seperti kesulitan mengerjakan semua kerjaan rumah. Bukannya meminta maaf, malah ia berpikir bahwa keluarganya tak memerlukannya lagi. Dan ia pun menyalahkan keluarganya, dengan mengatakan bahwa tak ada guna lagi ia berada di keluarga ini. 

Well, sahabat. Sepenggal kisah yang bukan kisah teladan tadi, adalah kisah nyata. Yang sering ditemukan ditengah masyarakat. Ya, masyarakat ini banyak kehilangan figur kepala keluarga teladan. Seperti halnya Pak Lalijiwo ini. 

Dia (Pak Lalijiwo) pikir, dengan ia pergi, maka keluarganya akan kelabakan. Akan kebingungan. Bahkan ia pikir keluarganya tak bisa melanjutkan hidupnya. Please, deh. 'Nggak juga seperti itu kenyataannya, bukan??

So, bagi siapa pun anda yang pernah berpikir sama dengan beliau (Pak Lalijiwo). Mohon berpikir ulang. Bahwa hidup ini tak hanya bergantung pada seorang manusia. Hidup ini tak lantas harus berhenti hanya karena seorang
 manusia, yang lari dari tanggung jawabnya. 'Life must go on' , bro. Walaupun kondisi sesulit apapun, keluargamu akan tetap bertahan untuk tetap hidup. Dan akan tetap beraktivitas secara nyata.

Sahabat.... 
Baliklah cara berpikir kita. Bahwa bukan keluarga yang membutuhkan kita. Melainkan kitalah yang membutuhkan keluarga. Ya. Kita membutuhkan keluarga! Sebagai ladang untuk menunaikan kewajiban2 kita. Kewajiban terhadap peran2 kita di dunia. 

Bukan kewajiban mereka (keluarga) untuk 'mengemis' demi mendapatkan hak, dari 'peran' kita. Namun sekali lagi, justru karena kitalah yang dituntut untuk menunaikan kewajiban atas hak2 mereka. 

Catatlah hal ini sekali lagi:
"Keluarga akan menghargai anda. Jika anda menghargai mereka. Dan keluarga akan menganggap anda berdaya. Jika anda memang berdaya untuk mereka". 

Mulailah berpikir. Bahwa hakekat hidup di dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Maka seyogyanya tak lagi ada kata kecewa  karena sebuah pengharapan yang tak terpenuhi. Jika kita selalu ingat, bahwa apapun yang kita lakukan di dunia ini adalah dalam rangka mengerjakan kewajiban dari Tuhan Yang Esa. 

Astaghfirullaah....
Semoga kita semua diberikan ampunan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan diberikan kemudahan untuk menjalankan peran di dunia ini dengan sebaik2nya. Dan semoga kita diberikan kemampuan untuk selalu ikhlas mengerjakan segala perbuatan baik, atas nama kewajiban. Aamiin, InsyaAllah. 

Karena sejatinya, segala tanggung jawab yang kita lakukan di dunia, tak lain dan tak bukan adalah sebagai bentuk ibadah, yang diperintahkan oleh-Nya. Sebagai alasan mengapa manusia diciptakan.

Wallahu'alam.

Salam Malam Jumat Barokah 😁

Reni.K. Ashuri
Sharia Financia & Business Coach
Coachreni.blogspot.co.id

0 Comments:

Post a Comment