Facebook

Friday, January 26, 2018

Hasrat Alami Emak-Emak

 
😁😁😁

Sedang berusaha untuk menurunkan hasrat alami sebagai emak2. Yang merasa puasss kalo bisa nawar dengan ganasss 😂😂😂. Khususnya pada pedagang pemula dan pedagang kecil. 

Sedang berusaha untuk menurunkan hasrat alami sebagai emak2. Yang selalu maunya 'modis', alias modal diskon 😂😂😂. Khususnya pada pedagang pemula dan pedagang kecil.

Sebuah kepuasan yang (saya pikir2) tak lagi sebanding dengan manfaat. Sebuah kepuasan yang (saya pikir2) tak lagi memberikan sisi kemanusiaan 😢😢😢. Sebuah kepuasan yang (saya pikir2) tak lagi 'wajib2 amat' dipertahankan. Dan (saya pikir) perlu diubah valuenya. Diubah prilakunya. Diubah budayanya. 

Mencoba berhitung dengan logika, ketika hasrat menawar tak lagi membara. Berapa sih, keuntungan yang mereka dapatkan? Berapa sih, keuntungan yang kita dapatkan? Apakah diskon yang kita minta membuat kita lebih kaya? Atau menjadikan kita punya uang lebih banyak? 

Bukankah seharusnya kita yang memberikan lebih kepada mereka? Tapi, kok, jangan2 justru kitalah yang disedekahkan oleh mereka? Ya, disedekahkan berupa sebuah diskon. Yang sebenarnya (bisa jadi) nilai diskon tsb adalah jumlah rupiah yang sangat mereka butuhkan?

Tapi... 
Saya kan emak2. Yang nature nya alias insting alaminya, 'nggak bisa kalau beli 'nggak pake nawar. Saya, emak2, nggak bisa kalo nggak dapat harga murah. Nggak puaaassss rasanya. Lalu, enaknya bagaimana ya?? 

Beklah. Saya coba berpikir, mencari solusi terbaik. Berusaha berdamai antara hati dan logika. Dengan memberlakukan komitmen diri. Dimana, dalam setiap saya membeli pada pedagang kecil atau pedagang pemula, menawar akan tetap dijalankan, namun dengan cara2 atau kondisi2 tertentu. Karena bagaimana pun menawar itu adalah sebagai salah satu S.O.P dalam berbelanja emak2, hehehe 😂😂😂. Apa saja caranya, yuk kita bahas. 

Cara pertama. Yaitu, jika harga yang ditawarkan cukup jauh diatas harga pasar. Maka saya akan menawar sewajarnya, sesuai harga pasar. Ingat, sesuai harga pasar. Bukan lagi menawar atas dasar kepuasan semata, loh. Berarti kudu cek en ricek harga pasar nih, sebelum membeli. Noted. 

Cara kedua. Jika sang pedagang menawarkan harga yang kira2 sudah sesuai harga pasaran. Maka saya akan berusaha membayar sesuai harga tsb. Jangan dihitung2 lagi. Jangan dipikir2 lagi. Jangan ditawar2 lagi. Wajib berusaha memenangkan hati nurani ketimbang logika. Back to the commitment. Berarti harus belajar menahan emosi kepuasan nih. Mau nggak mau, suka nggak suka, inilah nilai dan habit baru yang akan diberlakukan. Okeyy...Noted. 

Wajib pula untuk berpikir selalu menjadi 'kaya', dengan tidak meminta. Walaupun itu hanya meminta diskon, pada pedagang kecil/mikro (yang menawarkan dengan harga wajar). Berusaha untuk menjadi tangan diatas. Dengan cara membayar penuh atas harga yang mereka tawarkan. Lalu, habit ini (agar istiqomah) perlu dijaga. Salah satunya dengan cara berteman dengan orang2 yang se-value. Hmmmm, beklah....Noted. 

Nah, begitulah kira2 niat yang akan dijalankan. Dan akhirnya perlu doa yang 'kenceng juga'. Agar Alloh memberikan kekuatan, untuk istiqomah pada perubahan nilai diri ini. Dan semoga Alloh selalu memberikan petunjuk, serta kemudahan di jalan kebaikan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin 

Note: Cara2 diatas diberlakukan dalam jual beli yang saling rela/ridho, atau suka sama suka. Bukan perdagangan yang mengandung keterpaksaan. Dan sesuai dengan anjuran syariat tentunya, hehehe...😁👍😁👍😁👍.

Bismillaah....Semangaaat Maaak... 
💪😁💪😁💪😁

Salam Jumat Penuh Berkah. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Syariah Wealth Coach 

#KonsepBersyukur 
#EkonomiSyariah 
#BerbisnisDenganHati 
#BusinessValue 
#BusinessCoaching 
#BusinessPurpose 
#LifePurpose

Thursday, January 25, 2018

VERBAL BULLYING; BARRIER KESUKSESAN


Alhamdulillaah, Alloh memberikan saya kemampuan suara seperti Lampor. Apa itu Lampor? Lampor dipercaya sebagai sebangsa jin di lautan, yang hidup berkelompok. Dan sering menimbulkan suara diwaktu2 tertentu, yang terdengar oleh manusia. 

Julukan 'Lampor' itu dijuluki (dilabelling) atau diberikan oleh keluarga saat saya kecil dulu. Intinya mungkin mereka tidak suka karena sering terganggu. Dengan suara saya yang selalu berteriak dan full power alias 'kenceng'. Padahal dulu itu, saya melakukan tanpa sadar. Menurut saya itu omong biasa. Tapi buat keluarga, suara saya sangat berlebihan. 

Dulu saya sangat marah dan kecewa dengan julukan ini. Namun saat ini saya wajib bersyukur. Karena dengan kemampuan suara powerful tersebut, saya mampu melakukan seminar dipuluhan titik (daerah). Dalam waktu yang berurutan, tanpa jeda. Dengan kualitas suara tetap 'on control' selama berjam2, berhari2, tanpa penurunan frekuensi. Alhamdulillah, thanks to the 'Lampor Voice'. 

Alhamdulillaah, Alloh juga memberikan saya karakter yang cerewet, alias 'nggak bisa diem omong'. Hal ini yang membuat saat dulu tahan ngobrol dan bercanda dengan teman2 atau sodara2 saya. 'Cekakak' an' dan 'cekikik' an' istilah Jawa-nya, selama berjam2 lamanya. 

Namun belum tentu juga semua orang suka dengan karakter ini. Bahkan ada keluarga saya bilang, saya ini seperti 'kran bocor'. Julukan itu karena dianggap saya selalu berlebihan, alias tak terkendali dalam menyampaikan sesuatu. Khususnya  saat ini adalah dalam menyampaikan materi2 pelajaran. 

Walaupun menurut saya, julukan yang berkonotasi negatif tsb, yang diberikan saat saya menyampaikan materi, adalah bukan kata yang tepat. Sebab menurut saya kegiatan yang saya lakukan adalah justru bertujuan positif. Dimana sejatinya saya hanya ingin memberikan manfaat ilmu sebanyak2nya bagi setiap orang. Dan jika orang puas, maka saya akan merasa lebih puas. That's my passion. 

Namun, terlepas dari semua rasa, dalam hal ini saya wajib bersyukur. Karena dengan kekuatan 'cerewet' ini, Alloh memberikan saya kemampuan. Untuk bisa memahami dan menyampaikan materi, dengan kuantitas yang optimal. Walaupun karena hal ini jugalah, saya dijuluki 'kran dol atau kran bocor', hehe 😁😁. Semoga kran bocor versi saya dapat membawa manfaat untuk banyak orang. Aamiin. 

Inti dari semua kisah diatas adalah menyikapi VERBAL BULLYING. Hati2lah dengan verbal bullying. Kadang kita tak sadar melakukannya. Julukan2 yang berkonotasi jelek, sering kita ungkapkan. Mungkin kepada anak, anak didik, sodara, teman, dan orang2 terdekat kita. Seperti istri, suami atau karyawan kita. 

Kita yang mengucapkan biasanya tak ada rasa. Namun yang dijuluki, tentunya sangatlah berasa. Dan hati2lah bila menjuluki seseorang. Bisa jadi yang kita anggap itu jelek, ternyata itu adalah 'kekuatan' atau bakat dari dirinya. Sesuatu yang bisa jadi merupakan kekuatan positif darinya. 

Dan bagi kita terutama para orangtua, jangan asal menjuluki anak. Berpikirlah, sebelum me-'labelling' anak. Karena sesuatu yang mungkin kita tidak sukai dari anak kita, bisa jadi hal itu justru menjadi cikal bakal kekuatan darinya. Yang kelak bisa menjadikan dia menjadi seseorang yang berhasil dengan kekuatan tsb.

Sekali lagi, hati2lah dengan verbal bullying. Karena tidak setiap orang mampu untuk mengatasi rasa amarahnya. Tak semua anak mampu menahan rasa kecewanya. Lihatlah, betapa banyak orang yang tidak mendapatkan kesuksesan di usia dewasa. Ternyata umumnya hal itu disebabkan oleh kemarahannya dimasa lalu.

Ya, rasa amarah dan kecewa karena sebuah julukan yang tidak disukai, akan membekas dan terus menjadi luka batin. Bahkan hingga saat ini, banyak orang masih terjebak luka masa lalu. Yang secara tidak sadar itu mempengaruhi kehidupannya dikemudian hari. Amarah terpendam, yang mem'barrier' dirinya, menjegal pikirannya, untuk menjadi sukses. Naudzubillaah. Tapi ini nyata adanya. 

Rasulullah bersabda :
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam." (HR. Bukhari, Muslim). 

So, ayah, bunda, sahabat2 ku sekalian. Saat ini, perhatikankah perkataan kita. Berpikir sebelum mengucapkan sesuatu. Terlebih kepada anak, atau kepada orang2 terdekat kita. Jangan asal menjuluki, jangan asal me-labelling. Buatlah panggilan yang baik. Buatlah julukan yang membuat orang bahagia.

Sungguh, perkataan yang baik itu akan membuat seseorang menjadi baik. Dan perkataan indah itu, akan membuat seseorang menjadi bahagia. 

Berbuat baiklah dengan kata2 yang baik. Dan bahagialah dengan membahagiakan orang lain. Walaupun kita melakukannya hanya dengan sebuah kata. Bukan dengan materi, namun dengan kata2. Yes, "The Powerful Words". 

Sahabat. Semoga Alloh selalu memberikan jalan yang lurus untuk kita semua. Dihindari dari sifat serta hal2 yang buruk.

Semoga Alloh juga selalu memberikan kita kemudahan dalam segala urusan. Dan diberikan kekuatan untuk istiqomah dalam mengerjakan kebajikan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Salam pagi, sahabat. 
Selamat beraktifitas. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Syariah Wealth Coach 

#SuksesDenganKataPositif
#BerkataBaikAtauDiam
#LifePurpose 
#TethaMindProgramming
#DreamBig
#HidupAdalahBelajar 
#TidakAdaSesuatuYangSia2 
#SyariahWealthCoach

Alkisah Disuatu Hari Yang Indah, Ngobrol Santai Bersama Klien


☕☕☕🍮🍮🍮

K: Saya ingin sekali hijrah, coach. Harta saya banyak yang beli dari riba. Maklum, saya beli barang bisanya nyicil, coach. Bahkan masih ada  tanggungan beberapa cicilan dengan riba, sampai saat ini. 
C: Lalu, kenapa ibu belum melakukannya? 
K: Nah, itulah, coach. Saya takut hijrah.
C: Kenapa takut, bu?
K: Saya takut, kalau saya hijrah, saya jadi miskin. Seperti teman2 saya yang sudah berhijrah. Harta mereka habis semua. 
C: Kenapa harta teman2 yang sudah hijrah itu habis, menurut ibu? 
K: Yang saya tau dan pelajari dari ilmu dikajian2, itu karena 'dicuci' sama Alloh. 
C: Menurut ibu, apa semua orang yang berhijrah seperti itu? 
K: Ya, nggak tau juga, coach. Tapi rata2 yang saya lihat sendiri, dan yang saya baca atau dengar, seperti itu. Hartanya habis, bahkan banyak yang minus. 
C: Lalu, menurut ibu, kenapa Alloh 'mencuci' harta saat seseorang berhijrah? 
K: Ya, untuk supaya dirinya bersih dari harta2 haram. 
C: Jika sudah bersih dari harta haram, lalu untuk apa? 
K: Ya, InsyaAlloh kita akan tenang jika menghadap Alloh.
C : Apakah menurut ibu saat ini ibu sudah tenang? 
K: Nah, itulah, saya belum tenang, coach. 
C: Kenapa belum tenang, bu? 
K: Ya, takut sewaktu2 dipanggil menghadap Alloh, laah, coach. 
C: Memang menurut ibu, kapan ibu akan menghadap Alloh? 
K: Wah, kok tanya seperti itu sih, coach. Ya pastinya saya nggak taulah, bisa kapan saja, kan hanya Alloh yang tau.
C: Jika saat ini Alloh memanggil ibu untuk menghadapNya, apa yang akan ibu lakukan? 
K: Yaa, jangan dulu lah, coach, saya belum siap. 
C: Lalu menurut ibu, kapan ibu siap? 
K: Ya nanti, kalau saya sudah cukup 'bekal' nya. 
C: Kapan ibu punya 'bekal' yang cukup? 
K: Waduh, tanya terus nih, coach. Ya nantilah, kalo saya sudah hijrah, pastinya, coach. 
C: Apa menurut ibu, Alloh akan menunggu sampai ibu hijrah? 
K: Ya, nggak juga, coach. Aduuh, saya jadi takut. 
C: Kenapa takut, bu? 
K: Takut kalau saat ini Alloh panggil saya dan saya belum siap. 
C: Lalu, apa yang akan ibu lakukan? 
K: Ya, memang saya harus untuk siapkan diri. 
C: Siapkan diri seperti apa yang akan ibu lakukan? Siapa yang mengharuskan? 
K: Ya, InsyaAlloh saya akan bertaubat dan mencoba untuk hijrah, coach. Berhenti melakukan riba. Mulai segalanya dengan cara yang halal. Hati nurani saya yang mengharuskan. 
C: Kapan ibu mau melakukannya? 
K: Segera coach. 
C: Segera, kapan maksudnya, bu? 
K: Oookeeey, mulai saat ini coach, InsyaAlloh, aduuuuh, bingung deh. 
C: Baik bu, jadi apa mulai saat ini, ibu yakin untuk berhijrah? 
K: Bismillaah, YAKIN, deh, coach. 
C: Kenapa ibu sekarang YAKIN untuk berhijrah? 
K: Aduuh...Ya Alloh, susah amat pertanyaannya sih, coach. Yaaa, karena saya yakin ajal itu datang kapan saja. Dan saya harus siap setiap saat Alloh memanggil saya. Dan semoga saat itu saya sudah bersih dari harta haram, serta cukup bekal untuk menghadap-Nya.....Astagfirullah...ampun, Ya Alloh. 
C: Alhamdulillaah, saya doakan, ya bu. Semoga Alloh memberikan kemudahan dan kekuatan untuk ibu, agar istiqomah dalam berhijrah, semangat ya bu. 
K: Aamiin, Ya Alloh. Terimakasih coach, atas doa, support dan pencerahannya. 
C: Alhamdulillaah, semua karena Alloh, bu. Berterimakasihlah sama Alloh. Karena hanya Alloh-lah yang bisa memberikan hidayah bagi setiap hamba, yang diinginkanNya menjadi baik. Dan semoga kita adalah orang2 yang termasuk didalamnya, 
C & K : Aamiin, InsyaAlloh.
C: Jadi, bener bu, sudah yakin?
K: Ya Alloh, jangan tanya lagi, coach. Ampuun.... 😫😫😫
C: Hehehe, beklaah bu....😁😁😁

Quote of the day:
~Jangan sampai kematianmu lebih dulu menjemput dibandingkan taubatmu. ~

Salam pagi sahabat. 
Selamat beraktifitas. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Syariah Wealth Coach 

#WhySyariah 
#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#SharingSyariah 
#EkonomiSyariah 
#LiterasiKeuanganSyariah 
#SyariahWealthAcademy 
#SyariahWealthCoach
#IslamIsTheWayOfLife
#LifePurpose 
#BusinessPurpose
#BusinessValue 
#BusinessCoaching

Thursday, January 11, 2018

SYARIAT; SEEING OR BELIEVING?


'Seeing is Believing'. Itu umumnya yang orang lakukan ketika mencari 'rasa percaya' atau keyakinan, dari sesama manusia. Jika belum terlihat hasilnya, berarti dia belum dapat dipercaya. Perlu bukti secara nyata bahwa dia berhasil, maka baru orang akan yakin dan percaya.

Namun jika orang tsb melakukan keburukan, maka kebanyakan orang menilai, bahwa segala yang ada padanya adalah buruk. Semua yang ada disetiap kehidupannya, akan dinilai buruk. Itulah penilaian manusia pada manusia. Sekali lagi, 'seeing is believing'. Lihat dulu, baru percaya.

Lalu, bagaimana dengan syariat yang datangnya dari Alloh? Apakah anda percaya bahwa syariat Alloh adalah wajib, bagi anda seorang muslim?
Pertanyaannya: Siapa Alloh itu sesungguhnya? Apakah anda percaya bahwa Tuhan anda adalah Alloh?

Apakah anda harus lihat Alloh dulu, baru anda percaya bahwa Alloh itu ada? Apakah anda harus melihat hasil nyata dari doa anda dulu, baru anda percaya bahwa Alloh itu ada?

Lalu, apakah jika ada orang yg telah menjalankan syariat Alloh, lalu dia khilaf melakukan hal buruk. Apakah kemudian anda berhak untuk menyalahkan  syariat Alloh?

Apakah jika kita tidak suka dengan orang yang melanggar syariat Alloh, maka kita juga bisa berkata untuk tidak melaksanakan syariat Alloh? Dengan mengemukakan alasan bahwa, "Untuk apa melakukan syariat, jika orang yg sudah melakukannya saja masih melanggar syariat tsb?"

Maka pertanyaan berikutnya adalah, apakah syariat itu harus melihat pada diri manusia lain terlebih dahulu, baru anda percaya? Anda harus menggunakan istilah 'Seeing is believing' for Alloh's Syariah? Do you?

So, jika tak terlihat hasil yang baik pada manusia lain, maka apakah syariat tersebut menjadi tidak harus dijalankan oleh diri anda? Apakah demikian persepsi anda terhadap pelaksanaan bersyariat?

Jadi menurut anda, yang salah itu manusianya atau syariatNya? Jadi menurut anda, syariat itu karena manusia atau karena Alloh? Jadi menurut anda, siapa yang menyuruh anda untuk menjalankan syariat?

Semua jawaban diatas berbalik pada diri manusia itu sendiri. Dan semua jawaban diatas hanya perlu satu kata: IMAN.

'We cannot see Alloh but we just believe'. Semua berkaitan dengan iman. Dengan keyakinan. Dengan believe. Yakin dan percaya bahwa Alloh itu ada. Yakin dan percaya bahwa Alloh itu Tuhan yang menciptakan anda.

Maka, saat anda yakin akan keberadaan Alloh. Saat anda yakin akan kebenaran Alloh. Sesungguhnya anda tak perlu lagi 'Seing is believing' pada manusia lain. Hanya untuk sebagai bukti kebenaran syariat.
Tidak perlu lagi anda lihat amal manusia lain. Hanya sebagai alasan untuk menjalankan syariat. Yang anda perlu lihat adalah hanya diri anda dan Alloh. Sungguh, ini hanyalah urusan dirimu dan Tuhanmu.

Siapa kita , sehingga berhak untuk menilai baik buruknya seorang manusia lain? Siapa sesungguhnya kita? Biarlah itu menjadi urusan dia dengan Alloh. Bukan hak kita untuk menghakimi manusia lain. Sungguh, itu adalah urusan dia dengan Tuhannya.

Dan jika anda muslim, anda selayaknya percaya. Bahwa manusia diciptakan hanya untuk beribadah. Bukan untuk harta, bukan untuk jabatan, bukan untuk terkenal, bukan untuk yang lainnya. Ya, hanya untuk beribadah kepadaNya.  Alquran Surah Az-Zariat ayat 56. Iqro, bacalah, bacalah atas nama Tuhanmu yang menciptakan.

Dalam beribadah, Alloh memerintahkan kita apa yang menjadi perintahNya. Dan Alloh melarang apa yang telah dilarang olehNya. Tanpa alasan. Tanpa sebab. Karena bisa jadi Alloh memberikan perintah dan larangan hanya karena semata2 Alloh memerintahkan. Hanya karena semata2 Alloh melarang.

Semua hanya untuk menunjukkan keimanan seorang hamba kepadaNya. Hanya untuk menunjukkan bahwa anda beriman kepadaNya. Hanya itu!!
Jadi, masihkah berpikirkah anda, bahwa menjalankan syariat perlu pembuktian dari manusia lain?

Semoga Alloh membukakan hati dan pikiran kita untuk untuk berpikir. Bahwa menjalankan syariatNya adalah kewajiban bagi setiap diri manusia. Maka kata wajib adalah sesuatu yang mau tak mau, suka tak suka, harus dikerjakan. Sebagai bukti ibadah manusia kepada Tuhannya.

Sejatinya semua tujuan syariat hanya untuk kepentingan manusia. Hanya untuk kepentingan dan kesejahteraan diri manusia itu sendiri. Bukan untuk kepentingan Alloh. Dan bukan untuk kepentingan manusia lain.

Anda kerjakan atau tidak kerjakan. Sama saja bagi Alloh. Karena Alloh akan tetap Maha Besar. Alloh tetap Maha Perkasa.

Sesungguhnya Alloh tidak memerlukan ibadahmu. Alloh tidak Besar karena ibadahmu. Dan Alloh tak akan hancur karena kelalaianmu.  Seandainya pun seluruh umat didunia ini tak melaksanakan perintahNya. Dia akan tetap Maha Besar dan Maha Perkasa.

Semoga Alloh membukakan pintu2 hati setiap hamba. Dan semoga Alloh memberikan kekuatan untuk istiqomah. Memudahkan jalan kita semua, menuju kebaikan.
Aamiin Ya Robbal 'aalamiin.

Wallahu'alam.

Salam pagi, sahabat.
Wassalamualaikum.

Reni.K. Ashuri
Syariah Wealth Coach
Http://coachreni.blogspot.co.id

#BisnisBerkahSesuaiSyariah
#BerbisnisDenganHati
#BusinessValue
#EkonomiSyariah
#MaqashidSyariah

Tuesday, January 9, 2018

MENEMBUS 'KOTAK' KENYAMANAN



Hidupku tak (selalu) dalam posisi damai dan nyaman....
Oleh karenanya kuambil langkah, yang (justru) 'tidak aman'....
Untuk menembus kotak kenyamanan... 

Menantang jiwa agar mampu melompat lebih tinggi....
Melampaui batas logika dan persepsi...
Yang seringkali menjadi 'pagar' kemampuan diri... 

Percaya bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia.... 
Setiap kerja keras akan membawa hasil yang indah, tepat pada waktunya.... 
Yakin, ini adalah janji Alloh untuk setiap hambaNya.... 

Terus berdoa, berikhtiar dan melakukan pembenahan visi.... 
Melihat jauh kedepan dan kedalam diri, sebagai introspeksi.... 
Berusaha untuk tetap menghargai orang yang pernah menzalimi.... 

Karena merekalah, diri ini menjadi bangkit dan sadar.....
Bahwa keindahan yang semu pasti akan memudar.... 
Dan terkadang, ketidakbahagiaan adalah alasan kuat, untuk sebuah mimpi yang besar....

Memang masih perlu waktu, untuk menggapai sejuta mimpi.....
Namun tak ada kata putus asa, dalam kamus diri.... 
Selama iman dan keyakinan kepadaNya, masih dihati.....

RKA 08 01 2018

Happy Monday, sahabat. 
Wassalamualaikum. 

#BigDreams 
#LifePurpose
#BusinessPurpose 
#TidakAdaSesuatuYangSia2 
#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#EkonomiSyariah
#SyariahWealthCoach

Wednesday, January 3, 2018

Puisi Awal Tahun


Angka tahun berganti.
Jumlah tahun bertambah.

Sudahkah nilai diri ikut berganti.
Saat jatah usia takkan bertambah.

Tingkatkan ibadah, janganlah hilang. 
Mengingat waktu hidup, terus berkurang.

Semoga tahun ini berjalan penuh makna.
Seiring doa, memohon keberkahan dariNya.

Selamat berjuang ditahun penuh berkah, sahabat.
Pastikan semua menjadi amal ibadah, dunia dan akhirat.

RKA 02 01 18

Wassalamualaikum.

AKAD DIANGGAP RIBED, NGGAK JELAS AKAD MALAH MAKIN RIBED


⚡⚡⚡

Untuk yang kesekian kalinya. Menjadi 'helikopter view' klien, pada sebuah kerjasama bisnis. Dimana yang kesekian kalinya pula, kerjasama bisnis tsb tak memiliki akad yang jelas. Alasan mereka rata2 adalah 'nggak mau ribed'.
😗😗😗

Palu sudah langsung diketuk. Kerjasama telah dilakukan. Entah untuk beberapa waktu. Namun akad tak kunjung jelas. Maka ujung2nya adalah timbulnya konflik dan mulai tak ada rasa percaya. 😷😷😷

Selain tak ada akad yang jelas. Akad2 kerjasama tsb mengandung hal2 yang diharamkan. Seperti riba, gharar (ketidak jelasan), dan dapat memicu kezaliman. Mulailah terjadi konflik. 'Untrust' satu sama lain. Dan sama2 merasa saling terzalimi.
😱😱😱

Kondisi sudah tidak kondusif dalam menjalankan bisnis. Materi, waktu, tenaga sudah terkuras. Dunia capek, akhirat dipertanyakan. Kalau sudah begini, jadi repot urusannya. Barulah terpikir bagaimana membuat 'clear' kerjasama. Barulah terpikir pentingnya akad yang jelas.
😉😉😉

Menyesal kemudian tak ada gunanya. Maka berpikirlah bagaimana solusinya. Sebuah solusi yang tak hanya memberikan keuntungan dunia. Tapi lebih mengarah kepada keselamatan di akhirat. Mending ribed diawal tapi nyaman kedepannya. Dan jadikanlah ini sebuah pelajaran berharga.
😎😎😎

Bagi sahabat yang akan memulai dan merencanakan bisnis. Jangan remehkan keberadaan sebuah akad kerjasama. Buatlah akad yang jelas dan syari. Sebelum melaksanakan kerjasama bisnis. 💡💡💡

Buatlah akad2 kerjasama yang jelas. Untuk menghindari konflik. Serta untuk tujuan kesejahteraan semua pihak. Dan yang terpenting, penuhilah akad2 itu. Sebagai bentuk ibadah seorang hamba kepadaNya.
😇😇😇

So, sahabat. Tetaplah semangat berbisnis ditahun penuh berkah ini. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan disetiap langkah menuju kebaikan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin. 

Selamat pagi, sahabat. 
Wassalamualaikum. 

Reni.K. Ashuri 
Sharia Financial & Business Coach 
Http://coachreni.blogspot.co.id 

#BisnisBerkahSesuaiSyariah 
#Business Purpose
#PentingnyaSebuahAkadBisnis
#BusinessCoaching 
#EkonomiSyariah 
#SharingSyariah