Alhamdulillaah, Alloh memberikan saya kemampuan suara seperti Lampor. Apa itu Lampor? Lampor dipercaya sebagai sebangsa jin di lautan, yang hidup berkelompok. Dan sering menimbulkan suara diwaktu2 tertentu, yang terdengar oleh manusia.
Julukan 'Lampor' itu dijuluki (dilabelling) atau diberikan oleh keluarga saat saya kecil dulu. Intinya mungkin mereka tidak suka karena sering terganggu. Dengan suara saya yang selalu berteriak dan full power alias 'kenceng'. Padahal dulu itu, saya melakukan tanpa sadar. Menurut saya itu omong biasa. Tapi buat keluarga, suara saya sangat berlebihan.
Dulu saya sangat marah dan kecewa dengan julukan ini. Namun saat ini saya wajib bersyukur. Karena dengan kemampuan suara powerful tersebut, saya mampu melakukan seminar dipuluhan titik (daerah). Dalam waktu yang berurutan, tanpa jeda. Dengan kualitas suara tetap 'on control' selama berjam2, berhari2, tanpa penurunan frekuensi. Alhamdulillah, thanks to the 'Lampor Voice'.
Alhamdulillaah, Alloh juga memberikan saya karakter yang cerewet, alias 'nggak bisa diem omong'. Hal ini yang membuat saat dulu tahan ngobrol dan bercanda dengan teman2 atau sodara2 saya. 'Cekakak' an' dan 'cekikik' an' istilah Jawa-nya, selama berjam2 lamanya.
Namun belum tentu juga semua orang suka dengan karakter ini. Bahkan ada keluarga saya bilang, saya ini seperti 'kran bocor'. Julukan itu karena dianggap saya selalu berlebihan, alias tak terkendali dalam menyampaikan sesuatu. Khususnya saat ini adalah dalam menyampaikan materi2 pelajaran.
Walaupun menurut saya, julukan yang berkonotasi negatif tsb, yang diberikan saat saya menyampaikan materi, adalah bukan kata yang tepat. Sebab menurut saya kegiatan yang saya lakukan adalah justru bertujuan positif. Dimana sejatinya saya hanya ingin memberikan manfaat ilmu sebanyak2nya bagi setiap orang. Dan jika orang puas, maka saya akan merasa lebih puas. That's my passion.
Namun, terlepas dari semua rasa, dalam hal ini saya wajib bersyukur. Karena dengan kekuatan 'cerewet' ini, Alloh memberikan saya kemampuan. Untuk bisa memahami dan menyampaikan materi, dengan kuantitas yang optimal. Walaupun karena hal ini jugalah, saya dijuluki 'kran dol atau kran bocor', hehe 😁😁. Semoga kran bocor versi saya dapat membawa manfaat untuk banyak orang. Aamiin.
Inti dari semua kisah diatas adalah menyikapi VERBAL BULLYING. Hati2lah dengan verbal bullying. Kadang kita tak sadar melakukannya. Julukan2 yang berkonotasi jelek, sering kita ungkapkan. Mungkin kepada anak, anak didik, sodara, teman, dan orang2 terdekat kita. Seperti istri, suami atau karyawan kita.
Kita yang mengucapkan biasanya tak ada rasa. Namun yang dijuluki, tentunya sangatlah berasa. Dan hati2lah bila menjuluki seseorang. Bisa jadi yang kita anggap itu jelek, ternyata itu adalah 'kekuatan' atau bakat dari dirinya. Sesuatu yang bisa jadi merupakan kekuatan positif darinya.
Dan bagi kita terutama para orangtua, jangan asal menjuluki anak. Berpikirlah, sebelum me-'labelling' anak. Karena sesuatu yang mungkin kita tidak sukai dari anak kita, bisa jadi hal itu justru menjadi cikal bakal kekuatan darinya. Yang kelak bisa menjadikan dia menjadi seseorang yang berhasil dengan kekuatan tsb.
Sekali lagi, hati2lah dengan verbal bullying. Karena tidak setiap orang mampu untuk mengatasi rasa amarahnya. Tak semua anak mampu menahan rasa kecewanya. Lihatlah, betapa banyak orang yang tidak mendapatkan kesuksesan di usia dewasa. Ternyata umumnya hal itu disebabkan oleh kemarahannya dimasa lalu.
Ya, rasa amarah dan kecewa karena sebuah julukan yang tidak disukai, akan membekas dan terus menjadi luka batin. Bahkan hingga saat ini, banyak orang masih terjebak luka masa lalu. Yang secara tidak sadar itu mempengaruhi kehidupannya dikemudian hari. Amarah terpendam, yang mem'barrier' dirinya, menjegal pikirannya, untuk menjadi sukses. Naudzubillaah. Tapi ini nyata adanya.
Rasulullah bersabda :
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam." (HR. Bukhari, Muslim).
So, ayah, bunda, sahabat2 ku sekalian. Saat ini, perhatikankah perkataan kita. Berpikir sebelum mengucapkan sesuatu. Terlebih kepada anak, atau kepada orang2 terdekat kita. Jangan asal menjuluki, jangan asal me-labelling. Buatlah panggilan yang baik. Buatlah julukan yang membuat orang bahagia.
Sungguh, perkataan yang baik itu akan membuat seseorang menjadi baik. Dan perkataan indah itu, akan membuat seseorang menjadi bahagia.
Berbuat baiklah dengan kata2 yang baik. Dan bahagialah dengan membahagiakan orang lain. Walaupun kita melakukannya hanya dengan sebuah kata. Bukan dengan materi, namun dengan kata2. Yes, "The Powerful Words".
Sahabat. Semoga Alloh selalu memberikan jalan yang lurus untuk kita semua. Dihindari dari sifat serta hal2 yang buruk.
Semoga Alloh juga selalu memberikan kita kemudahan dalam segala urusan. Dan diberikan kekuatan untuk istiqomah dalam mengerjakan kebajikan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin.
Salam pagi, sahabat.
Selamat beraktifitas.
Wassalamualaikum.
Reni.K. Ashuri
Syariah Wealth Coach
#SuksesDenganKataPositif
#BerkataBaikAtauDiam
#LifePurpose
#TethaMindProgramming
#DreamBig
#HidupAdalahBelajar
#TidakAdaSesuatuYangSia2
#SyariahWealthCoach
0 Comments:
Post a Comment