Setelah Brunei Darussalam memutuskan
untuk menerapkan Syari’at Islam di negaranya, banyak pihak yang anti Syari’ah
terguncang. Media Barat ramai-ramai mengecam kebijakan tersebut, menganggap
bertentangan dengan hukum internasional, melanggar hak asasi manusia, serta
kecaman keras lain yang tidak pantas. Para selebriti dunia pun turut ambil
bagian dalam aksi protes tersebut dengan memboikot hotel milik Sultan.
Kecaman tersebut juga ditujukan kepada
diri pribadi Sultan Brunei yang merupakan kekuatan besar di balik penerapan
Syari’ah Islam di Brunei. Mereka mencari-cari kesalahan pribadi sang Sultan,
serta membuat fitnah terhadap keluarganya. Media-media Indonesia pun ikut
memberondong kebijakan tersebut dengan aneka fitnah yang keji.
Kecaman tersebut tentu saja aneh dan
tidak beralasan. Karena penerapan Syari’at Islam di Brunei berlaku untuk negara
Brunei, dan yang mendapat dampak dari kebijakan tersebut adalah penduduk
Brunei. Akan tetapi, kebijakan penerapan Syari’at Islam membuat banyak pihak
yang merasa terganggu kepentingannya mencari celah untuk menggembosi kebijakan
tersebut.
Berikut jawaban tegas dari Sultan
Brunei Hassanal Bolkiah terkait kecaman keras yang ditujukan atas kebijakan
penerapan Syari’ah Islam di negaranya, sebagaimana dilansir oleh My News Hub, Kamis (8/5/2014).
“Di negara Anda, Anda mengklaim
menerapkan kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama, dan
sebagainya. Hal tersebut ada dalam konstitusi Anda dan sistem politik Anda, identitas
nasional Anda, hak Anda dan cara hidup Anda.”
“Di negara kami, kami mempraktekkan
budaya Melayu, Islam, Sistem Monarki, dan kita akan menerapkan hukum dan
Syariah Islam. Islam adalah konstitusi kami, identitas nasional kami, hak kami,
dan cara hidup kami,”
“Kami mungkin menemukan celah
(kelemahan) dalam sistem hukum dan peradilan Anda, dan Anda mungkin menemukan
hal yang sama pada kami, tapi ini adalah negara kami. Sama seperti Anda yang
mempraktikkan hak Anda untuk menjadi gay, dll untuk kehidupan Anda di duni ini.
Sedangkan kami mempraktekkan hak-hak kami untuk menjadi Muslim untuk kehidupan
di dunia dan akhirat.”
“Ini adalah sebuah negara Islam yang
mempraktekkan hukum Islam. Mengapa Anda tidak khawatir tentang anak-anak Anda
yang ditembak mati di sekolah-sekolah, khawatir tentang penjara-penjara Anda
yang tidak mampu untuk menampung narapidana, khawatir tentang tingginya tingkat
kejahatan, khawatir tentang tingginya tingkat bunuh diri dan aborsi, khawatir
tentang apa saja yang seharusnya Anda khawatirkan di negara Anda. Sebagian
besar agama menentang homoseksualitas, itu bukanlah sesuatu yang baru.”
“Pada saat Anda mendengar bahwa Islam
dan Muslim membuat sikap dan berusaha untuk meneguhkan kembali iman mereka,
Anda menghakimi, Anda melakukan boikot, Anda mengatakan bahwa itu salah, itu
bodoh, itu biadab.”
“Sekali lagi, seharusnya Anda fokus
terhadap kekhawatiran-kekhawatiran yang telah saya sebutkan sebelumnya. Apakah
tidak salah [hukum] yang membolehkan senjata mematikan? Apakah tidak salah [hukum]
yang membolehkan bayi yang belum lahir dibunuh? Apakah tidak salah [hukum] yang
membolehkan gaya hidup yang menghasilkan AIDS dan terputusnya generasi?”
“Mengapa Anda begitu peduli terhadap
apa yang terjadi di sini, di sebuah negara Islam, sedangkan pada saat yang sama
Anda bahkan tidak membuka mata tentang apa yang terjadi di Suriah, Bosnia,
Rohingya, Palestina, dan lain-lain?”
“Ribuan orang terbunuh di sana dan Anda
tidak peduli, tidak ada seorangpun yang terbunuh di sini di bawah hukum
Syari’ah ini, dan Anda begitu meributkannya, bahkan pada saat warga di sini
yang langsung terkena dampaknya, menerimanya dengan damai.”
“Hukuman mungkin keras tetapi tidak
berarti bahwa ini lebih mudah untuk dilakukan. Ada proses yang harus dilalui
sebelum suatu hukuman yang sebenarnya dijatuhkan. Kami baik-baik saja dengan
ini, dan kami senang.”
Keren euy :)
sumber: http://www.arrahmah.com/news/2014/05/11/jawaban-sultan-brunei-atas-kecaman-barat-terhadap-penerapan-syariah-islam.html
0 Comments:
Post a Comment