Kegagalan ekonomi kapitalis sudah nyata dan mulai
dirasakan dampaknya. Dunia baratpun mencari solusi untuk dapat menggantikan
sistem ekonomi kapitalis dan jawabannya adalah Ekonomi Syariah Islam. Berikut
beberapa pengakuan terhadap pentingnya menggunakan sistem Syariah Islam untuk
menyelamatkan ekonomi dunia.
Boufice Fanson Pimred Majalah Perancis
"Challenges" edisi Oktober 2008 dalam kolom pengantar redaksi yang
berjudul "Paus atau Al Quran" mengatakan kepada Paus Benektidus XVI,
"Saya pikir, dalam menghadapi krisis ekonomi global ini kita sangat
membutuhkan membaca Al Quran daripada membaca Injil untuk memahami apa yang
sedang terjadi dengan dunia perbakan kita, karena jika para praktisi perbankan
kita menghargai ajaran, undang-undang, dan sistem yang disampaikan Al Quran
serta menerapkannya saya yakin krisis dan bencana ekonomi ini tidak akan
melanda kita, yang membawa kita kepada kondisi yang menggenaskan, karena
sesungguhnya "uang tidak bisa melahirkan uang (riba)".
Seolah-olah menjawab himbauan di ataa, Vatikan
melalui harian resminya "Observatory Romano" dalam salah satu artikel
yang berjudul "Masukan dari Sistem Keuangan Syariah untuk Barat yang
Dirundung Krisis" dijelaskan tentang manfaat riba diharamkan sesuai dengan
syariat Islam. Dan sistem keuangan syariah sangat berperan untuk membangun
kembali undang-undang serta peraturan baru agar dunia dapat keluar dari krisis
ekonomi global yang terjadi. Terutama sekali Islam menekankan larangan
menggunakan uang sebagai barang dagangan yang mendatangkan laba.
Roland Laskin, Pimred Harian "Law Journal the
Finance" dalam kolom redaksi lebih lantang menuntut penerapan sistem
ekonomi syariah di bidang keuangan dan ekonomi agar dapat menyelamatkan pasar
ekonomi dunia dari krisis yang timbul akibat tindakan para spekulan di pasar
bursa. Kolom tersebut ia beri judul "Tibalah Saatnya Wall Street
menerapkan sistem ekonomi syariah".
Mengamini himbauan di atas Robert Keymet, wakil
menteri keuangan Amerika saat berkunjung ke Riyadh 2008 mengatakan pernyataan
yang dianggap cukup berani, "Sistem perbankan dan ekonomi Islam merupakan
prioritas kajian pemerintah Amerika dalam rangka menyelamatkan
ekonominya."
Melihat dari pernyataan di atas, kita seharusnya
mulai melakukan ekonomi syariah karena sudah banyak yang mengatakan bahwa
ekonomi Islam merupakan solusi dari krisis konomi yang tidak berkesudahan ini.
Sebenarnya di luar negeri sudah banyak yang menerapkan sistem ekonomi Islam,
Tetapi mereka tidak menyebutnya ekonomi syariah atau ekonomi Islam tetapi
mereka menyebutnya "Ethical Based Economy".
Pada tahun 2004 Inggris
membuka bank Islam pertama “Islamic Bank of Britain” dan hingga saat ini di
Inggris telah berdiri 22 bank Islam, bahkan menteri ekonomi Inggris mencanangkan
London sebagai pusat investasi syariah dunia.
Pada awal tahun 2009
terdapat lebih dari 400 bank Islam dan ribuan unit usaha syariah di seluruh
dunia, dan pasca krisis ekonomi global beberapa negara mengumumkan sistem
keuangan syariah menjadi acuan ekonomi negaranya, seperti Malta.
Bank sentral Australia akan
menerapkan sistem keuangan syariah tanpa riba dan hanya akan menarik laba
melalui mudharabah dan musyarakah dalam kredit perumahan (Al jazirah, Riyadh 20
Juni 2009).
Dunia barat sudah mulai mempelajari sistem ekonomi
Syariah Islam, bahkan London pun berniat untuk menjadi kota pusat syariah Islam
Dunia. Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana dengan kita
yang menganut Islam?
Wallahualam.
*dari beberapa sumber*
Follow twitter @ReniKeristiana
0 Comments:
Post a Comment