Kadar bahagia setiap orang itu relatif. Ada yang bisa keluar negeri setiap bulan, baru bahagia. Ada yang bisa beli tas dan sepatu baru setiap bulan, baru bahagia. Ada yang punya barang bermerk terkenal, baru bahagia. Atau ada juga orang yang harus memiliki tabungan milyaran dulu, baru bahagia.
Tapi ada juga, orang yang bisa makan sekali sehari saja, sudah bahagia. Ada orang yang asal ada uang sepuluh ribu rupiah di dompet nya setiap harinya, sudah bahagia. Dan ada orang yang sehat saja sudah bahagia, walaupun dia tidak memiliki kekayaan. Malah ada orang yang jika sang suaminya tidak berulah lagi, itu sudah merupakan kebahagiaan. Mungkin saking seringnya sang istri ini dizalimi.
Kadar bahagia setiap orang ini, dipengaruhi oleh nilai2 kehidupan yang dimiliki. Nilai2 kehidupan yang terbentuk oleh lingkungan. Yang selama ini memberikan pengaruh besar dalam hidupnya. Lingkungan yang mempengaruhi pola pikir, perilaku, kebiasaan dan ujung2nya menjadi budaya. Maka kadar kebahagiaan seseorang pun bisa saja berubah. Semua tergantung kembali kepada lingkungan baru, yang terbentuk secara terus menerus.
Sebuah peristiwa kehidupan yang dialami seseorang, sangat mungkin membuat kehidupannya berubah total. Contohnya jika seseorang memiliki lingkungan yang hedonis. Lalu karena suatu peristiwa yang membuat ia bangkrut, hingga akhirnya ia harus hidup secara pas2an. Dan jika kondisi perubahan ini berlangsung terus menerus, maka akan membuat nilai2 kehidupan orang tsb pun berubah. Mungkin menjadi hemat dan penuh perhitungan. Walaupun awalnya adalah terpaksa karena kondisi yang ada.
Dan ketika nilai2 kehidupan berubah, perilaku terhadap kehidupan akan berubah. Yang awalnya (saat bergelimang harta) selalu belanja setiap hari. Ibarat tak bahagia jika tak belanja. Bisa jadi, saat tak ada lagi harta, ia terpaksa menurunkan standar hidupnya. Kondisi ini menjadi biasa untuknya. Hingga tak lagi ia terbiasa berbelanja. Maka, kadar kebahagiaannya pun berubah. Dari yang awalnya harta, bisa jadi saat ini, sehat pun sudah disyukuri olehnya.
Sahabat, segala peristiwa yang membuat perubahan hidup seseorang, tak lepas dari rencana Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tak ada seorang pun yang bisa menebak apa yang akan terjadi. Hal ini terjadi mungkin untuk mencuci dosa2 yang telah manusia perbuat. Ataupun mungkin karena ujian kenaikan level keimanan. Yang membuat hamba-Nya semakin tawaddu'.
Berprasangka baik pada Allah, adalah hal yang wajib kita lakukan. Bahwa apapun yang terjadi, pasti ada hikmah terbaik untuk hamba-Nya. Bisa jadi, keterpurukan sesaat yang terjadi adalah karena Allah ingin mengangkat derajat hamba-Nya. Mungkin dimata manusia kita 'terlihat' jatuh didunia. Namun bisa jadi dimata Allah, justru terlihat kenaikan tingkat untuk diakhirat. Dan sesungguhnya hanya Allah-lah sebaik2 penilai.
Tak ada sesuatu yang sia2. Segala peristiwa pasti ada maksud, tujuan dan hikmah. Untuk orang-orang yang sabar dan berpikir. Tetap semangat, penuh keyakinan. Just keep doing good. Ciptakan lingkungan yang penuh keberkahan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan, dalam setiap urusan. Aamiin Ya Robbal 'aalamiin.
Wallahu'alam
Selamat pagi sahabat... 😊😊
Salam Kamis Optimis....✊✊
Reni.K. Ashuri
Sharia Financial and Business Coach
#KonsepBersyukur
#TidakAdaSesuatuYangSia-sia
#BukuUndesperateHousewife
0 Comments:
Post a Comment