Facebook

Tuesday, December 31, 2013

Mendeteksi Kebutuhan Hidup



Secara umum, kebutuhan hidup dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu kebutuhan bulanan dan kebutuhan mingguan.  Dana untuk kebutuhan bulanan seperti membayar cicilan mobil, tagihan listrik, pulsa internet, telepon, air, uang sekolah anak, reparasi kendaraan, asuransi, harus segera dialokasikan sebelum terlanjur dihabiskan. Sementara kebutuhan mingguan biasanya berkaitan dengan dana tidak terduga seperti anak sakit, kendaraan rusak, dan sebagainya.

Mengapa belanja dan kebutuhan harus dipisahkan? Karena belanja tidak selalu berupa kebutuhan dan kebutuhan pun tidak selalu bisa dibeli. Contoh: kita tidak berbelanja obat per bulan atau per minggu, tapi ketika kita sakit maka kita butuh membeli obat. Dan ini harus dianggarkan sebagai biaya tidak terduga. Jika tidak, obat tidak bisa dibeli.

Cara paling sederhana dalam mengalokasikan belanja mingguan dan bulanan adalah dengan memasukkan dana ke dalam amplop yang sudah ditulis pos pengeluarannya, seperti pos bensin, pos pulsa, pos alat kebersihan, pos sembako, dan sebagainya. Secara psikologis sangat berpengaruh terhadap ‘nafsu’ belanja seseorang. Jika anggaran hanya ditulis di atas kertas saja, maka orang cenderung menganggap dirinya kaya karena uang di ATM masih (terlihat) banyak, padahal sebenarnya tidak sebesar yang tertera di mesin. Namun kalau seluruh dana sudah ‘dikuras’ dari ATM, lalu dimasukkan ke dalam amplop dan disimpan di tempat yang aman dalam rumah, maka kecenderungan untuk berbelanja yang tidak penting juga berkurang. Mirip seperti ketika kita memegang uang 100 ribu dalam kondisi perut kenyang, ketika melihat makanan-makanan ringan yang dijajakan sepanjang jalan, maka kecenderungan untuk membeli lebih tinggi ketimbang tidak pegang uang sama sekali. Bahkan kalau kondisi lapar pun dan tidak ada uang masih bisa tahan.

0 Comments:

Post a Comment