Facebook

Tuesday, December 31, 2013

Hati-hati dengan Gaya Hidup Anda!



Banyak orang yang ‘mati-matian’ ingin tampil elegan dan fashionable tanpa mempertimbangkan faktor kemampuan. Apalagi jika memegang kartu kredit yang dianggap sebagai ‘uang tambahan’ dan bukan ‘pengganti uang’. Godaan dari berbagai program promo di mal, surat kabar, SMS Blast, serta booklet kartu kredit yang rutin dikirim setiap bulan menjadi alasan ‘logis’ bagi karyawan berpenghasilan pas-pasan untuk menggesek atau mengeluarkan sebagian (besar) penghasilannya demi memenuhi nafsu belanja yang diperhalus dengan istilah ‘kebutuhan hidup’ tersebut. Tidak salah memang jika ada karyawan yang membeli sepatu baru berharga ratusan ribu, toh yang dibelanjakannya adalah uang sendiri dan hasil keringat selama satu bulan bekerja. Namun sesuatu yang ‘tidak salah’ bukan berarti ‘benar’. Istilah besar pasak daripada tiang memang harus menjadi alarm bagi mereka yang mengejar gaya hidup.

Apa sebenarnya gaya hidup itu? Secara teori, gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah, 2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani, 2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya. Di sini kita akan berbicara dari sisi gaya hidup hedonis dan metropolis.

Tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya membutuhkan ‘keimanan’ yang cukup tinggi untuk tidak mudah tergoda oleh produsen-produsen produk gaya hidup (busana, teknologi, kuliner, hiburan dan sebagainya) yang bergentayangan hampir di setiap sudut-sudut kota dan. Apalagi mereka yang hobi jalan-jalan ke mal, atau sekedar menemani klien. Mengikuti apa yang selalu menjadi tren adalah langkah pertama untuk memiliki penghasilan yang selalu minus. Percaya atau tidak, biasanya orang-orang yang tampil gaya padahal di kantornya hanya karyawan kecil (tentu ini tidak berarti merendahkan posisi apapun, hanya sekedar contoh) biasanya punya hutang kartu kredit yang melebihi penghasilannya. Orang yang melihat akan menyimpulkan kalau karyawan ini mapan, berpenghasilan besar, dan punya bisnis sampingan yang omsetnya melebihi gajinya. Padahal?

0 Comments:

Post a Comment