gresbews.com |
Berhati-hatilah dalam mengelola keuangan. Semua tindakan Anda terhadap keuangan memiliki
konsekuensi. Cepat atau lambat, setiap hubungan keuangan memiliki konsekuensi
terukur. Konsekuensi dari karakter buruk dalam hal keuangan menghancurkan
hubungan dan bisa sangat merusak bagi individu, keluarga, bisnis, pemerintah
dan masyarakat disekitarnya. Jangan mengejar yang semu sehingga Anda lalai dari yang
inti. Belajar untuk memiliki kecerdasan finansial adalah kunci dalam menata
masa depan yang aman dari hutang.
Kita sering menyaksikan bahwa banyaknya karyawan
yang gonta-ganti gadget, kendaraan, makan di kafe mahal, hingga membeli sepatu
merek terkenal yang ada di mal-mal premium, adalah salah satu bukti bahwa orang
hanya mengejar gengsi ketimbang substansi. Ingin terlihat kaya¸padahal miskin. Ingin
dianggap banyak uang, padahal
kenyatannya banyak utang. Ingin
disebut kelompok masyakat berada, padahal
lebih cocok masyarakat yang berada di
bawah garis kemiskinan. Fokus pada kulit, bukan pada daging. Kulit putih mulus,
namun tulangnya keropos. Wajah cantik, tapi giginya ompong. Tubuh indah dan
semampai, tapi ada penyakit kronis. Inilah analogi untuk mereka yang mengejar
penampilan sejahtera namun lalai pada makna kesejahteraan itu sendiri.
Ketika Orde Baru sedang berjaya, hampir semua
indikator-indikator pembangunan tampak nyata di depan mata, mulai dari
infrastruktur yang memadai, bangunan-bangunan tinggi, pertumbuhan ekonomi makro
yang lebih tinggi daripada negara-negara Asia lain,dan bentuk kesuksesan
pembangunan lainnya. Namun mengapa ketika dihantam krisis tahun 1997 ekonomi
Indonesia langsung kolaps? Jawabannya adalah karena pemerintah saat itu fokus
pada kesejahteraan fisik dan abai terhadap kesejahteraan yang lebih mendasar
lagi. Mereka yang orientasinya pada kesejahteraan fisik cenderung menambah
jumlah hutang agar target ‘pembangunan’ tercapai dalam waktu yang singkat,
meskipu bunga pinjaman dari Bank Dunia dan IMF jelas mencekik fundamental
ekonomi negara. Ini salah satu bukti bahwa kecerdasaan finansial tidak dimiliki
oleh pemerintah saat itu.
Anda ingin kehidupan seperti itu? Think again!
0 Comments:
Post a Comment